BATAMTODAY.COM, Batam - Perselisihan buruh dengan Manajemen PT Siemens Hearing Instrumen Batam masih berlanjut. Aksi mogok kerja sekaligus penjagaan aset terus dilakukan.

Aksi mogok kerja itu sudah berlangsung sejak pertengahan Desember 2014, buruh menuntut jaminan atas hak mereka, jika perusahaan itu akhirnya berganti nama dan Manajemen. Permintaan itu mereka ajukan ke Manajemen PT Siemens Hearing Instrumen lantaran diketahui 90 persen aset perusahaan sudah terjual ke perusahaan lain.

Beberapa pertemuan dan upaya negosiasi pun sudah dilakukan, tetapi hasilnya belum ada titik temu. Manajemen berkilah tidak akan kabur dan masih tetap beroperasi kendati aset mereka sudah terjual 90 persen ke pihak lain.

Penjelasan pihak manajemen PT Siemens itu tak serta merta bisa diterima buruh. Sebab, para buruh itu meminta agar dipertemukan dengan pihak Manajemen baru, untuk mendapat penjelasan dan jamainan atas hak-hak mereka.

"Sampai sekarang belum ada titik temu. Perusahaan malah tawarkan PHK melalui pengumuman yang ditempel di tembok. Kami masih mau bekerja bukan mau PHK, tetapi status kami harus jelas," kata Deasy, selaku Ketua PUK Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT Siemens Hearing Instrumen Batam, Sabtu (24/1/2015) siang.

Dia juga menambahkan, aksi mogok itu akan terus mereka lakukan sampai ada titik temu antara mereka dengan Manajemen PT Siemens Hearing Instrumen Batam. Di samping itu, mereka juga meminta Pemerintah Kota Batam agar bertindak tegas terhadap perusahaan tersebut.

"Kami tak akan ambil penawaran PHK, itu," ujar dia.

Editor: Dodo