logo batamtoday
Sabtu, 27 April 2024
JNE EXPRESS


PT Pertamina Patra Niaga Segera Investigasi Laporan Apindo Bintan
Selasa, 30-09-2014 | 17:43 WIB | Penulis: Redaksi
 

 

BATAMTODAY.COM, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga (sebelumnya ditulis PT Patra Niaga) melakukan investigasi di lapangan menyusul keluhan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bintan, Jamin Hidajat, mengenai kualitas pasokan BBM jenis minyak hitam ke kawasan industri Bintan (KIB) Lobam dan kawasan pariwisata Lagoi.

General Manager Region I PT Pertamina Patra Niaga, Abdul Arya, mengatakan, saat ini sedang berlangsung proses investigasi lapangan bersama pihak-pihak terkait. "Hasil investigasi tersebut akan kami sampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan juga rekan media jika telah selesai dilaksanakan," kata Arya, melalui rilis yang diterima BATAMTODAY.COM, Selasa (30/9/2014).

Dia menegaskan, PT Pertamina Patra Niaga selalu mengutamakan kualitas produk dalam memasok BBM, yang mengacu pada standar dan mutu (spesifikasi) Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas), termasuk suplai yang dilakukan oleh PT Pertamina Patra Niaga Cabang Batam.

"Kami berharap proses investigasi dapat berjalan dengan baik demi kepentingan bersama," tutur Arya.

Diberitakan sebelumnya, Pertamina Tanjunguban diduga menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak hitam tidak sesuai dengan yang dipesan pengelola kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam dan kawasan Pariwisata Lagoi (KPL) Bintan. Sejak setahun terakhir, pembangkit listrik di dua kawasan ini yang mengunakan minyak hitam sering mengalami kerusakan secara mendadak.

"Kami sudah bertahun-tahun menggunakan minyak hitam untuk pembangkit listrik di KIB Lobam dan Lagoi. Tapi satu tahun terakhir kualitasnya sangat buruk. Bahkan kadar minyak yang bisa dimanfaatkan hanya sekitar 30 persen, sisanya tidak bisa dimanfaatkan yang justru membuat mesin pembangkit sering rusak," kata Jamin Hidajat, Ketua Apindo Bintan, di Lobam, Jumat (26/9/2014).

Menurut Jamin, listrik di kawasan Lobam yang sering disebabkan buruknya kualitas minyak yang disuplai dari Pertamina Tanjunguban. Sekitar 70 persen dari BBM yang disuplai Pertamina merupakan limbah berbentuk gelondongan.

Akibatnya, filter pengolahan pembangkit milik PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE) tidak mampu mengolahnya lagi dan kian cepat rusak sehingga suplai listrik di dalam kawasan untuk perusahaan yang beroperasi makin sering tergangggu.

"Bisa dibayangkan, dalam satu bulan kita memakai sekitar 2 juta liter BBM jenis minyak hitam untuk Lobam dan Lagoi sekitar satu juta liter per bulannya. Kalau hanya bisa dimanfaatkan 30 persen saja, jelas hal ini sangat berdampak buruk serta merugikan pengelola kawasan, sementara biaya untuk perbaikan atau pergantian filter mencapai 600.000 dolar Singapura," katanya kesal.

Sementara Operation Head (OH) Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Tanjunguban, Guntur Mawengkang, menegaskan, suplai BBM jenis minyak hitam ke kawasan industri Bintan (KIB) di Lobam dan kawasan pariwisata Lagoi tidak dilakukan secara langsung dari Pertamina, melainkan oleh anak perusahaannya, PT Pertamina Patra Niaga.

Menurutnya, BBM yang disuplai langsung dari Pertamina akan melewati uji kualitas. "Di Pertamina Tanjunguban memiliki laboratorium sendiri sebagai tempat cek kualitas BBM yang akan disuplai ke tempat lain. Tetapi kalau memang tidak sesuai standar, maka BBM tersebut tidak akan dikirim. Sejauh ini untuk KIB Lobam dan Lagoi memang Pertamina Tanjunguban tidak melayaninya secara langsung, walau pun BBM tersebut memang ada di Pertamina Tanjunguban," kata Guntur, Sabtu (27/9/2014).

Penegasan ini disampaikan Guntur menanggapi keluhan pihak KIB Lobam mengenai pasokan BBM minyak hitam yang semakin tak berkualitas sehingga menyebabkan kerusakan pada mesin pembangkit yang digunakan di sana.

Dijelaskan Guntur, masalah suplai BBM ke dua kawasan tersebut bisa jadi tidak secara langsung dari Pertamina Tanjunguban atau yang menyuplai BBM dari tempat lain. "Coba cek Pertamina yang berada di Batam atau perusahaan yang memang bermitra dengan Pertamina seperti PT Patra Niaga Batam atau Pertamina Batam. Bisa jadi mereka yang menyuplai," tambahnya.

Sementara itu, Abdul Wahab, salah seorang karyawan PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE) Lobam, menegaskan, penyuplai BBM jenis minyak hitam ke KIB Lobam sampai sejauh ini masih dilakukan oleh PT Pertamina Patra Niaga, anak perusahaan Pertamina. Dia mengakui, akhir-akhir ini kualitas BBM yang disuplai jauh menurun dari biasanya sehingga setiap hari pekerja harus mengganti filter mesin, sementara pergantian filter itu juga mengganggu produksi karena mesin tidak bisa dioperasikan.

"Sudah hampir satu tahun setiap hari kami harus mengganti filter akibat kualitas BBM yang tidak standar. Itu baru filter, belum ditambah kerusakan bagian mesin lainnya. Karena akibat buruknya kualitas BBM selain merusak mesin, juga telah menghambat produksi dan suplai listrik ke perusahaan yang beroperasi di Lobam," katanya.

Dijelaskan, Abdul Wahab, sejak disuplainya BBM tidak standar oleh Pertamina Patra Niaga Batam, hampir setiap hari KIB Lobam selalu mengalami gangguan mesin yang secara otomatis ada pemadaman listrik di kawasan. Sebaliknya pihak perusahaan tidak mau tahu adanya gangguan akibat BBM.

Yang lebih parah, katanya, permasalahan tersebut disampaikan kepada penyuplai dan tidak pernah ditanggapi secara serius. (*)

Editor: Roelan

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit