BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Jenazah pria yang tergantung di pohon di sebuah bukit belakang pujasera Melayu Berdendang (MD), ternyata bernama Aldia Martariko (30). Almarhum merupakan warga Perumahan Kampungbaru, Kelurahan Tanjunguban Utara, Bintan. Dari keterangan rekan almarhum, pria tersebut pernah bekerja di BPR Bintan.
"Setelah melihat barang bukti berupa barang-barang yang ditemukan, abang ipar dan paman almarhum menyakini bahwa jenazah tersebut adalah Riko," ungkap Kapolsek Bintan Utara, Kompol I Dewa Nyoman ASN, kepada BATAMTODAY.COM, di Tanjunguban, Sabtu (19/4/2014) malam.
Dijelaskan, untuk lebih memastikan identitas korban, pihak keluarga segera berangkat ke RSUP Kepri di Tanjungpinang.
Dewa belum berani memastikan penyebab kematian pria tersebut apakah bunuh diri atau sengaja dibunuh. Saat ditemukan, lutut jenazah yang diduga bernama Riko itu sudah menyentuh tanah meski lehernya masih terjerat tali yang digantung di pohon.
Sementara itu, Aan, salah seorang rekan Riko, yang pernah satu tempat bekerja sebagai pegawai di Bank Sariah Mandiri (BSM) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bintan, mengungkapkan, almarhum semasa hidupnya sangat baik dan rajin. Namun agak pendiam dan tertutup.
"Dia orangnya sangat baik dan ramah, namun agak tertutup dengan rekan kerjanya. Dengan adanya kejadian ini, jelas kita juga merasa kehilangan," imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sesosok mayat pria ditemukan tergantung dengan kondisi sudah membusuk dan dikerubungi lalat, di belakang Pujasera Melayu Berdendang, Kelurahan Tanjunguban Selatan, Sabtu (19/9/2014) siang.
Bujang, saksi mata yang pertama sekali menemukan mayat tersebut sekitar pukul 12.00 WIB, menyampaikan, awalnya dirinya bersama rekannya masuk ke dalam hutan dengan tujuan hendak mencari kayu untuk membuat kandang ayam.
Namun, setalah berkeliling memilih kayu yang cocok untuk ditebang, justru mencium bau yang aneh. Setelah dicek ke arah sumber bau, ternyata ada sesosok mayat dalam kondisi tergantung di sebuah pohon di atas bukit. (*)
Editor: Roelan
