logo batamtoday
Jum'at, 26 April 2024
JNE EXPRESS


Ini Penjelasan Jubir Covid-19 Batam Terkait Penanganan Pasien Covid-19 di RSUD Batam
Jumat, 03-04-2020 | 11:16 WIB | Penulis: CR3
 
Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Pasien Covid-19 Kota Batam, Azril Apriansyah. (Foto: Istimewa)  

BATAMTODAY.COM, Batam - Menanggapi berbagai pemberitaan miring terkait penanganan pasien Covid-19 di RSUD Embung Fatimah, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Pasien Covid-19 Kota Batam, Azril Apriansyah, akhirnya buka suara.

Kepada BATAMTODAY.COM, Azril Apriansyah menjelaskan, dalam menangani pasien khusus Covid-19, RSUD Embung Fatimah masih memiliki kekurangan sarana dan prasarana penunjang.

"Masih kurangnya kualitas pelayanan yang dirasakan pasien (khususnya Covid-19) di RSUD Embung Fatimah, juga menjadi perhatian dari pihak rumah sakit," kata Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Pasien Covid-19 Kota Batam, Azril Apriansyah melalui selularnya, Jumat (03/04/2020).

Terkait masih kurangnya kualitas pelayanan yang dirasakan pasien (khususnya Covid-19) di RSUD Embung Fatimah, kata Azril, karena gedung yang saat ini digunakan sebagai ruang isolasi dan IGD bagi pasien Covid-19 (baik PDP maupun terkonfirmasi positif), adalah gedung baru, sehingga masih banyak membutuhkan sarana dan prasarana, baik perlengkapan gedung maupun peralatan kesehatan.

"Walaupun baru, pada Februari 2020, dengan segala keterbatasan yang ada, gedung ini harus dioperasionalkan untuk merawat pasien khusus Covid-19. Sebab, ruang isolasi yang ada di RSUD sebelumnya sangat terbatas," ujarnya.

Namun seiring berjalannya waktu, lanjutnya, pihak RSUD telah berupaya untuk terus meningkatkan kualitas dengan melakukan perbaikan dan pemenuhan standar gedung bagi pasien isolasi Covid-19, walaupun masih terdapat beberapa peralatan penunjang yang belum lengkap, seperti cctv di setiap ruangan isolasi dan peralatan pendukung lainnya.

Azril pun menjelaskan, senyaman apapun ruang perawatan di RSUD, bagi pasien dan keluarganya pasti dirasakan sangat menyiksa. Apalagi bagi pasien Covid-19 yang harus diisolasi terpisah. Jangankan untuk dapat dikunjungi oleh keluarga dan dijenguk oleh kerabat, tenaga medis yang melayani pun harus menggunakan APD lengkap dan dikunjungi sesuai dengan jadwal tertentu.

"Kami sangat menyadari dengan adanya protap seperti itu, pasien tentu merasakan lambatnya pelayanan yang dilakukan oleh tim medis, sehingga membuat pasien merasa tidak nyaman," paparnya.

Masih kata Azril, mengenai 3 pasien Covid-19 (2 pasien positif, dan 1 PDP) di RSUD Embung Fatimah yang tidak dapat diselamatkan nyawanya oleh tim medis, merupakan pasien rujukan dari rumah sakit lain. Saat dirawat di RSUD kondisinya sudah cukup berat (pneumonia, sesak nafas dan ada yang memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi dll), sehingga upaya penyembuhannya juga cukup berat.

"Tanpa ingin mengusik perasaan keluarga dan mendiskreditkan rumah sakit lain, pihak RSUD Embung Fatimah juga sangat bersedih dan mengucapkan rasa bela sungkawa yang mendalam. Yakinlah, bahwa tidak ada satu rumah sakit dan tenaga medis yang ingin pasiennya tidak tertolong. Pihak rumah sakit tentu ingin sekali agar semua pasien dapat segera sehat dan pulang ke rumah mereka," imbuhnya.

Dijelaskannya, hingga saat ini RSUD Embung Fatima telah merawat 15 pasien terkait Covid-19 (2 positif dan 13 PDP). Selain merawat 3 pasien yang meninggal dunia tersebut, RSUD telah merawat 12 PDP dimana 11 PDP telah dinyatakan sehat dan dapat kembali ke rumah masing-masing dengan tetap dilakukan pemantauan oleh RSUD dan Tim Medis.

Sementara 1 orang PDP dinyatakan sudah sehat namun karena akan kembali ke kampung halamannya (bukan warga Batam), pihak RSUD menyarankan untuk tetap tinggal di RSUD sampai dengan beberapa hari untuk memastikan kondisinya benar-benar sembuh sebelum kembali ke kampung halamannya.

"Ini menunjukkan bahwa selain ada 3 pasien yang memang tidak bisa tertolong nyawanya, masih ada 12 PDP yang berhasil disembuhkan oleh tim medis RSUD Embung Fatimah dengan kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakitnya berbeda-beda," tandasnya.

Dalam menangani virus Covid-19, sebutnya, di saat warga yang lain bisa menikmati work from home (WFH), tim medis harus berjaga dan bekerja bahkan hingga 24 jam. Seluruh tim medis sebagai garda terdepan telah bekerja keras untuk membantu semua pasien, dengan beban resiko menjadi orang pertama yang dapat terpapar Covid-19.

"Untuk itu, saya mengajak kita semua untuk membantu dan mensupport tim medis kita untuk bekerja dengan baik. Mari kita bantu mereka semampu kita. Jika tidak bisa membantu, setidaknya diam dan tidak menyebarkan berita-berita yang membebani phisikis mereka, apalagi berita-berita tersebut tidak kita saksikan secara langsung dan hanya mendengar dari kabar berantai," katanya.

Asril menambahkan, Covid-19 merupakan pandemi yang tidak hanya terjadi Batam dan di Indonesia, tapi bahkan terjadi di seluruh dunia, dimana jumlah kematiannya sangat tinggi dan penularannya sangat cepat.

"Karena itu, mari kita jaga kesehatan kita, jaga diri dan keluarga kita (terutama anak-anak kita). Ikuti anjuran atau perintah dari pemerintah untuk tetap di rumah, jangan bepergian untuk hal yang tidak penting dan mendesak, jauhi tempat keramaian dan kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, dan selalu berdoa semoga Allah Tuhan yang maha Esa segera menghilangkan wabah ini di muka bumi," ungkap Jubir Gugus Tugas Penanganan Pasien Covid-19 Kota Batam itu.

"Berbagai kejadian, kritikan yang membangun, bahkan tudingan tentu akan menjadi pelajaran bagi RSUD Embung Fatimah untuk tetap berbenah dalam memberikan pelayanan yang lebih baik di masa depan. Di balik berita kematian yang banyak tersebar, masih banyak juga harapan kesembuhan yang akan lebih mudah kita capai bila kita bersama-sama berjuang dan bersatu. Mohon support dan bantuan dari seluruh masyarakat Batam kepada Tim Medis kita," tuturnya.

Editor: Yudha

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit