logo batamtoday
Sabtu, 27 April 2024
JNE EXPRESS


Gejala Sering Terabaikan
Waspadai Serangan Demam Berdarah Sejak Dini
Selasa, 15-01-2019 | 19:25 WIB | Penulis: Ismail
 
 

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Memasuki tahun 2019 ini, banyak terjadi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kepulauan Riau (Kepri). Penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypti dan Aedes albocpictus ini tidak hanya menyerang anak-anak saja, namun juga menyerang remaja dan juga dewasa.

Oleh karena itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Tjetjep Yudiana mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap serangan DBD di Kepulauan Riau (Kepri).

Menurutnya, kebanyakan pasien yang terserang DBD ini seringkali mengabaikan gejala awal. Hal itu dikarenakan, saat ini gejala awal DBD itu hanya menunjukkan tanda-tanda seperti demam biasa.

"Sampai pertengahan Januari ini, memang sudah terjadi sejumlah kasus DBD di Kepri. Situasi ini, harus menjadi perhatian bersama. Sehingga, kita bisa mencegah jangan sampai terjadi peningkatan kasus serupa," ujarnya, Selasa (15/1/2019).

Untuk itu, Tjetjep berpesan, apabila ada keluarga yang terserang panas, sebaiknya jangan diabaikan atau melakukan penanganan sendiri. Karena gejala DBD diawali dengan demam panas. Atas dasar itu, ia mengharapkan jika ditemukan, sebaiknya diperiksa ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau Rumah Sakit terdekat.

"Jika memang jangkauannya jauh, tentu harus ke klinik terdekat. Sehingga, bisa memastikan bahwa itu gejala DBD atau tidak," tegas Tjetjep.

Ia menambahkan, dulunya gejala DBD baru akan diketahui setelah empat hari terserang. Namun sekarang ini malah mengalami perubahan. Bahkan, dalam dua sudah dapat dideteksi.

Untuk itu, diharapkan kerjasama masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga tidak memberikan ruang bagi nyamuk aedes aegypti dan aedes albocpictus untuk berkembang biak.

"Kedua jenis nyamuk tersebut cenderung menyukai aroma tubuh manusia. Sehingga melalui gigitan, virus DBD disebarkan," jelas Tjetjep.

Selain itu lanjut Kadinkes, jumlah kasus DBD di Provinsi Kepri tahun lalu mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dari 168 kasus DBD pada 2017, turun menjadi 113 kasus pada 2018.

Dengan rincian Kota Batam, pada November 2018 ada 72 kasus. Kemudian turun menjadi 43 kasus pada Desember. Lalu di Kota Tanjungpinang dari sebelumnya 39 kasus turun menjadi 20 kasus. Selanjutnya di Kabupaten Lingga, Natuna, dan Anambas tidak ditemukan kasus DBD pada Desember 2018.

"Semua daerah menurun. Kanya di Kabupaten Karimun yang naik dari 10 kasus menjadi 22 kasus. Daerah lain ada yang tidak ada kasus DBD," papar Tjetjep.

Kendati demikian, penurunan kasus DBD ini jangan lantas membuat masyarakat lengah menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Karena, jika pemerintah daerah dan masyarakat lengah dalam melakukan langkah pencegahan, maka dapat memperburuk keadaan dan meningkatkan kasus DBD di Kepri.

"Kita tidak boleh lengah dan harus tetap waspada. Upaya antisipatif adalah dengan melakukan tindakan pencegahan, seperti fogging dan menjaga kebersihan lingkungan," tutup Tjetjep Yudiana.

Editor : Chandra

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit