BATAMTODAY.COM, Batam - Organisasi kemasyarakatan (ormas) Pemuda Pancasila dan puluhan warga Tanjungpiayu, Seibeduk ramai-ramai mengeruduk PT Panasonic Industrial Park. Mereka meminta perusahaan tersebut bertanggungjawab atas limbah glasswool yang dibuang dekat pemukiman warga, Senin (26/1/2015) sekitar pukul 10.00 WIB.

Selain meminta pertanggungjawaban, warga itu juga membawa sisa limbah itu ke lokasi perusahaan. Limbah jenis glasswool yang dibungkus dalam karung itu dilemparkan ke dalam perusahaan, karena warga tak diizinkan masuk untuk menyampaikan tuntutannya.

Ketua PAC PP Seibeduk, Zulkilfli Nasution, menyampaikan, pihaknya bersama warga mendesak agar PT Panasonic memberikan kompensasi terhadap warga yang terkena dampak penyakit gatal-gatal akibat limbah tersebut. Selain itu, mereka juga meminta agar limbah itu dibersikan karena sangat meresahkan.

"Warga banyak yang menderita penyakit gatal-gatal akibat limbah ini. Kami minta pertanggungjawaban PT Panasonic," kata dia.

Memang, lanjutnya, kasus limbah ini sudah berlangsung sekitar empat bulan. Hanya saja, sampai dengan saat ini Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Batam yang menangani kasus tersebut tak kunjung jelas. Diduga Bapedal Batam sengaja mendiamkan kasus itu karena sudah disogok.

Tak cukup di situ saja, warga itu juga meminta PT Peng Yap M & E System selaku transporter yang membuang limbah itu ke Tanjungpiayu agar diproses secara hukum. Bahkan, perusahaan itu juga didesak agar ditutup karena tak bertanggungjawab, dan seakan lari dari tanggung jawab.

"PT Peng Yap M & E System dan PT Panasonic ini harus ditutup. Mereka berniat membunuh warga Tanjungpiayu dengan limbahnya ini," ujar wanita yang ikut dalam aksi itu.

Sampai pukul 10.53 WIB, warga bersama Pemuda Pancasila masih berkumpul di depan PT Pansonic. Sedangkan pihak perusahaan belum memberikan sinyal untuk menemui warga itu.

Editor: Dodo