logo batamtoday
Kamis, 28 Maret 2024
JNE EXPRESS


Plus Minus Dibukanya Border Batam-Singapura di Tengah Pandemi Covid-19
Senin, 14-11-2022 | 10:56 WIB | Penulis: Aldy
 
Pelabuhan Internasional Feri Batam Center, salah satu pintu keluar masuk perjalanan luar negeri di Kota Batam. (Ist)  

BATAMTODAY.COM, Batam - Semenjak dibukanya pintu masuk Batam-Singapura beberapa bulan lalu, memiliki kekurangan dan keuntungan sendiri bagi peningkatan ekonomi.

Terlebih, saat pandemi Covid-19 mulai mereda, sejumlah kebijakan Pemerintah Pusat terkait pemulihan ekonomi di bidang pariwisata, Batam merupakan salah satu kawasan yang mendapatkan perhatian besar.

Mulai dari kebijakan travel bubble hingga pelonggaran lainya terhadap wisatawan mancanegara, yang terbukti berpengaruh terhadap peningkatan kunjungan wisatawan dan bidang ekonomi penunjang lainnya.

Bahkan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, mencatat peningkatan kunjungan wisatawan dari bulan ke bulan mengalami peningkatan yang signifikan, dengan dibukanya sejumlah pelabuhan internasional yang menghubungkan Singapura dan Malaysia dari Kota Batam. Peningkatan jumlah penumpang di Bandara Internasional Hang Nadim Batam juga mendapatkan efek yang positif.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Tjetjep Yudiana menyebutkan, kedekatan antara Batam-Singapura diakuinya memiliki kelebihan dan keuntungan, terutama di masa pandemi yang masih berlangsung saat ini.

Mengenai keuntungan, Tjeptjep menyebutkan, hal ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata. Namun dari sisi lain, dibukanya pintu masuk ini juga sangat membuka kemungkinan untuk varian baru Covid-19.

"Sejak dibukanya perbatasan, bisa kita lihat di media sosial, ramai mengenai perjalanan ke Singapura yang lebih murah apabila ditempuh dari Kota Batam. Kalau kita bandingkan apabila berangkat langsung dari Jakarta," ujar Tjetjep, melalui sambungan WhatsApp, Senin (14/11/2022).

Mengenai hal ini, Tjeptjep juga juga menjelaskan, didukung dengan persentase hampir 80 persen pelaku perjalanan menuju Singapura merupakan warga pendatang atau warga luar Kota Batam. "Ini dikarenakan, perjalan melalui Batam, dengan moda transportasi laut lebih murah, berwisata ke Singapura atau Malaysia," terangnya.

Dari sisi kekurangan atau efek negatifnya Batam sebagai pintu masuk wisatawan saat pandemi Covid-19, bisa menjadi pintu masuknya Covid-19 varian baru. Sejumlah kewaspadaan juga harus mejadi perhatian pemerintah.

Dengan demikian, Tjeptep juga menegaskan, adanya kemungkinan pasien pertama yang XBB di Indonesia bukan merupakan warga asli Kepulauan Riau. "Pada periode itu, pelaku perjalanan ke Singapura banyak melalui Batam dan Tanjungpinang. Bisa jadi sampel pertama itu bukan orang Batam, tetapi warga Indonesia yang melalui Batam," ungkapnya.

Untuk itu, guna mencegah penyebaran varian terbaru ini, pihaknya merekomendasikan pengetatan sesuai instruksi Kementerian Dalam Negeri.

Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan adalah percepatan vaksinasi booster. Serta seluruh Dinkes Kabupaten/Kota melaksanakan testing dan tracing terhdap kontak erat agar bisa ditangani secepat mungkin.

"Kita juga perlu mengaktifkan kembali Posko PPKM di tingkat kelurahan dan desa. Jangan sampai nanti semakin meningkat dan kita terpaksa lagi menerapkan PPKM hingga level 2 atau 3," katanya.

Disebut sebagai penyumbang Omicron Varian XBB, Tim Satgas juga menjelaskan, ada temuan mutasi baru. Kementerian Kesehatan menyebut Kota Batam, sebagai salah satu kota penyumbang angka tertinggi untuk kasus subvarian Omicron XBB yang telah masuk ke Indonesia.

Menanggapi hal ini, Tjetjep Yudiana mengatakan, berkaitan dengan mulai dibukanya perbatasan antara Batam dan Singapura beberapa waktu lalu, memang hasil terbanyak di dapat dari pemeriksaan sampel yang dilakukan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam.

Pernyataan ini didukung dengan pemeriksaan sampel yang diserahkan pihak rumah sakit, di mana sampel yang dimaksud adalah sampel warga yang melakukan perjalanan luar negeri melalui Kota Batam.

Kendati demikian, pemeriksaan varian terbaru ini diakuinya hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS), yang saat ini hanya dimiliki oleh pihak BTKL Kelas I Batam.

"Ternyata dari sampel yang dilakukan pemeriksaan petugas BTKL menemukan satu sampel yang terpapar varian XBB, setelah varian ini dilaporkan meledak di Singapura," katanya.

Tjetjep menambahkan, tidak hanya varian XBB, dari hasil pemeriksaan sampel ini, pihaknya juga menemukan turunan atau varian XBB yang telah bermutasi menjadi XBB1.

"Dari hasil pemeriksaan sampel 1 orang dinyatakan terpapar XBB, dan 19 lainnya terpapar mutasi XBB yakni varian XBB1," pungkasnya.

Editor: Gokli

KPU BATAM

KPU BATAM

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit