BATAMTODAY.COM, Bintan - Berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelapor Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) mencatatkan pada tahun 2021 angka stunting di Kabupaten Bintan sebesar 5,23 persen.
Sedangkan data EPPBGM dari Januari sampai Agustus tahun 2022 menunjukkan angka 3,41 persen yang artinya mengalami penurunan sebesar 1,82 persen.
"Kita bisa berbangga hati, namun harus diketahui bahwa standar dari pusat. Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) harus diangka 19 atau 20 persen. Kita harus melihat indikator-indikatornya melalui data SSBI, karena yang dilaunching oleh Pemerintah Pusat sesuai dengan apa yang ada di SSGI," kata Bupati Bintan Roby Kurniawan, dalam Rapat Rekonsiliasi Stunting tingkat Kabupaten Bintan, Selasa (18/10/2022).
"Saya minta komitmen semua untuk benar-benar serius menangani stunting di Bintan. Mereka generasi penerus kita nanti, jadi kita harus serius," tambahnya.
Roby Kurniawan meminta dinas terkait untuk segera mempunyai data akurat, berapa sebenarnya angka stunting agar bisa dirumuskan bersama untuk dicari langkah tepat.
Sementara itu, Ketua TP PKK Bintan, Hafizha Rahmadhani yang turut hadir, ikut memberi masukan bagaimana seharusnya langkah awal dimulai. Dikatakannya bahwa sosialisasi, bimbingan hingga pendampingan merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi.
"Masyarakat kita butuh edukasi yang lebih masif, butuh pendampingan dan butuh pemahaman. Kita cegah dari awal," ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Bintan sendiri sudah melakukan upaya dari beberapa dinas yang ada. Selain Dinas Kesehatan, pencegahan juga dilakukan DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) yang menjalin kerjasama dengan Kemenag Bintan.
Kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk pendampingan di setiap Kantor Urusan Agama (KUA) saat melakukan bimbingan pra nikah kepada calon pengantin. Hal ini agar siapa pun bisa memahami sejak awal bagaimana langkah antisipatif dalam mencegah stunting pada anak.
Editor: Yudha