BATAMTODAY.COM, Batam - Gubernur Kepri telah mengambil keputusan terkait permintaan masyarakat Kota Batam untuk tetap mengakomodir anak-anak mereka ke SMA dan SMK Negeri khususnya yang berada dan masuk sistem zonasi.
SMA dan SMK diperkenankan untuk menambah kuota sesuai dengan daya tampung maksimal di masing-masing sekolah.
Kepala kantor Disdik Kepri Cabang Batam Noor Muhammad membenarkan keputusan gubernur tersebut. Beberapa sekolah yang mendapat alokasi penambahan kuota siswa diantaranya SMAN 1, SMKN 5, SMAN 4 dan SMKN 1 Batam.
"Banyaknya (kuota tambahan-red), tapi sesuai dengan kemampuan daya tampung maksimal. Ada yang sistem sisip ada yang penambahan lokal baru seperti di SMKN 1," ujar Noor Muhammad, Senin (18/7/2022).
SMAN 1 Batam di Sekupang misalkan masih ada sekitar 300 siswa sekitar sekolah yang belum terakomodir dalam PPDB online kali lalu. Sekolah sudah menyusun skema penambahan siswa tersebut dan diputuskan untuk menerima lagi untuk dua rombongan belajar (Rombel).
Kepala SMAN 1 Batam, Bahtiar menyampaikan dalam PPDB tahun ini sesuai daya tampung sudah menerima 8 rombel dengan jumlah 288 siswa. Namun dia mengakui masih banyak siswa yang tidak terakomodir.
"Tapi yang daftar di sini yang diterima dan akan diseleksi ulang seperti seleksi awal. Artinya sistem zonasi dan nilai (prestasi) tetap diseleksi," ujar Kepala SMAN 1 Batam Bahtiar.
Bahtiar menambahkan akan menambah dua rombel lagi untuk mengakomodir para siswa yang tidak tertampung. Namun nantinya setiap rombel akan menampung siawa maksimal sekitar 50 orang per lokal.
"Untuk kelas 10 dan 11 nanti belajar shift karena memang lokal kita terbatas. Kelas untuk belajar hanya 27 ruangan. Lima ruangan belum bisa dipakai karena rusak berat. Sementara kita terapkan dulu sistem shift," ujar Bahtiar.
Untuk siswa yang juga tidak terakomodir dalam PPDB termin kedua ini, Bahtiar berharap agar orangtua tidak memaksanya lagi sebab kuota daya tampung maksimal sudah terisi penuh. Jika ditambah lagi maka tak ada lagi tempat belajar untuk siswa nanti.
"Kita kekurangan ruang kelas, kekurangan meja, bangku dan guru pengajar. Saya berharap ketersediaan orang tua yang sudah diterima anaknya di sekolah lain untuk jangan dipaksakan masuk SMA 1," harapnya.
Editor: Yudha