BATAMTODAY.COM, Batam - Rohaniwan Katholik yang juga aktivis kemanusiaan di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), RD Chrisanctus Paschalis Saturnus Esong, akhirnya menyurati Presiden RI Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo terkait lambatnya penanganan kasus penyelundupan calon pekerja migran Indonesia (PMI) secara ilegal di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), khususnya Kota Batam.
Romo menjelaskan, surat yang dilayangkan kepada Presiden dan Kapolri merupakan salah satu bentuk keprihatinan terhadap lambatnya proses penegakan hukum terhadap para penyalur PMI ilegal yang masih berseliweran di beberapa pelabuhan resmi di Kota Batam.
"Hari ini Saya telah menyurati Presiden RI Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, terkait lambatnya penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat terhadap para pemain TKI di Kota Batam," kata Romo Paschall saat di konfirmasi BATAMTODAY.COM melalui sambungan selularnya, Senin (4/7/2022).
Surat keprihatinan yang ditujuhkan ke Kepala Negara dan Kapolri, kata Romo, berawal dari lambatnya penanganan kasus terhadap salah satu oknum aparat yang di duga tertangkap tangan oleh Direktur Penindakan BP2MI Pusat saat menerima upeti dari para pemain TKI ilegal di pelabuhan Internasional Batam Center beberapa waktu lalu.
"Kalau dibilang prihatin, saya sangat prihatin. Sebab, kasus OTT yang dilakukan pihak BP2MI yang katanya tengah ditangani pihak Polda Kepri hingga saat ini belum ada titik terang," tegas Romo Paschall.
Selain meluapkan rasa keprihatinannya, Romo Paschall juga memberikan apresiasi terhadap personel Polda Kepri yang berhasil menangkap salah satu pemain PMI ilegal di wilayah Jodoh Centre Point, Batu Ampar, Kota Batam.
"Saya sangat mengapresiasi personil Polda Kepri yang telah berhasil mengungkap kasus Human Trafficking di Kota Batam. Sehingga, para calon PMI illegal yang akan diberangkatkan ke luar Negeri secara Non Procedural dan tidak dilengkapi dokumen yang lengkap sebagai calon PMI bisa terselamatkan," ujar Romo Paschall.
Sebagai masyarakat yang baik, kata dia, dirinya akan selalu memberikan kritik terhadap ketidakadilan dalam hal perdagangan orang dan isu-isu calon pekerja migran indonesia yang diperlakukan secara tidak manusiawi.
Romo Paschall pun berharap, dengan adanya pengungkapan kasus yang dilakukan personel Polda Kepri, semakin banyak pemain lain yang ikut ditangkap. Bahkan, oknum-oknum aparat yang mendekingi kegiatan haram tersebut ikut ditangkap, agar dapat memberikan efek jera sehingga tidak ada lagi kasus perdagangan orang di Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di wilayah Kepri dan Kota Batam.
"Kalau ada prestasi yang baik, saya tetap memberikan apresiasi. Tetapi, siapapun orang yang bermain di balik para penyalur PMI Non Prosudural, saya akan lipat mereka semua. Apapun jabatannya," tegas Romo Paschall dengan nada kesal.
Diberitakan sebelumnya, seorang oknum aparat di salah satu pelabuhan resmi di Kota Batam, dikabarkan tertangkap tangan oleh Bidang Penindakan BP2MI lantaran menerima upeti dari para penyalur Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada Kamis (23/6/2022) lalu.
Kabar penangkapan terhadap oknum aparat tersebut dikatakan Rohaniwan Katholik yang juga aktivis kemanusiaan di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), RD Chrisanctus Paschalis Saturnus Esong saat dikonfirmasi BATAMTODAY.COM melalui sambungan selularnya, Senin (27/6/2022) lalu.
"Iya benar. Saya mendapat info kalau ada oknum aparat di pelabuhaan resmi telah tertangkap tangan oleh petugas BP2MI pusat saat hendak menerima upeti dari salah satu pemain TKI ilegal di Kota Batam," kata Romo Paschall.
Operasi tangkap tangan tersebut, kata Romo, dipimpin langsung Direktur Penindakan BP2MI Pusat. Saat OTT itu, kata dia, petugas berhasil mengamankan salah satu pemain PMI dan sejumlah uang yang hendak di serahkan ke oknum aparat di pos pelayanan salah satu pelabuhan resmi yang ada di Kota Batam.
"Infonya sudah A1. Pada saat masuk abang itu (Direktur Penindakan BP2MI berpangkat Brigjen) ke dalam pos, tiba-tiba datang satu orang pemain PMI ini masuk kedalam. Pas di cek duitnya ada. Kabarnya, uang tersebut mau diserahkan ke Kepala Pos di pelabuhan tersebut," tegas Romo Paschall.
Selain informasinya sudah A1, kata Romo, kabar itu juga sudah berseliweran di Whatsapp Group Organisasi pemerhati korban human trafficking di Kota Batam.
Atas kejadian itu, Romo Paschall pun mencari tahu dengan mencoba menghubungi Kepala BP2MI Pusat untuk menanyakan kebenaran informasi tersebut.
"Saat dihubungi, beliau mengatakan bahwa hari ini akan menyampaikan hasil dari pertanyaan yang saya ajukan. Sebab, beliau (Kepala BP2MI) sudah mendengar juga Informasi itu dari Direktrur Penindakan. Kita tunggu saja pernyataan resmi dari BP2MI terkait kebenaran peristiwa itu," ungkap Romo Paschall.
Dengan kejadian ini, Romo Paschall pun mendesak Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk membasmi semua pemain PMI ilegal, kalau mau kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
"Begitu banyak kasus perdagangan manusia yang terjadi di Indonesia. Namun, Pemerintah seakan-akan menutup mata," ujarnya.
Editor: Yudha