BATAMTODAY.COM, Batam - Batam merupakan salah satu daerah perbatasan dengan sejumlah negara tetangga. Hal ini mempermudah masuknya sejumlah komoditi dari luar negeri ke Batam. Di antaranya bawang.
Dari pantauan BATAMTODAY.COM di beberapa pasar di Batam, hampir semua pasar menyediakan bawang impor, seperti bawang merah, bawang bombay dan bawang putih.
Di samping itu, beberapa supplier atau gudang bawang di Batam, juga terlihat menjual beberapa jenis komoditi yang ditengarai berasal dari luar negeri, seperti wortel, kentang dan berbagai jenis buah juga terlihat.
Salah seorang pedagang di Pasar Tos 3000 Nagoya, yang meminta namanya tidak ditulis, mengatakan, sejumlah jenis bawang dan wortel maupun kentang yang dijualnya mayoritas berasal dari luar alias impor. Selain harganya lebih murah, beberapa jenis bahan tersebut juga lebih berkualitas.
"Kebanyakan dari Thailand barang ini, bang. Seperti wortel dan kentang, itu tampilannya lebih menarik, lebih gampang jualnya, murah pula itu. Kalau jenis bawang yang saya jual semua dari luar ini," ungkapnya saat ditemui di Pasar Tos 3000, Minggu (3/4/2022).
Ia melanjutkan, mereka biasanya membeli di gudang yang di kawasan Batu Ampar, di gudang kawasan Union, dan gudang di Pelita, serta Sei Panas. "Di mana yang lagi ada dan barang lagi bagus, di sanalah kami ngambil," ungkapnya.
Untuk harga, kata pedagang ini, bawang impor jauh lebih murah. Seperti bawang Thailand diecer Rp 22.000 per kilo, bawang Birma Rp 15 ribu. Sementara bawang Jawa diecer paling murah Rp 30 ribu.
Untuk bawang Birma, sebenarnya didatangkan dari India, tapi entah kenapa disebut bawah birma. Jenis bawang satu ini kurang diminati karena kurang enak, terlalu banyak mengandung air.
"Pemasoknya ada 4 pemain besar, inisial (An) untuk gudang di Batu Ampar, depan pom bensin. Inisial (Am) bos gudang kawasan Union, (Os) bos gudang Pelita. Untuk gudang sei panas, dikendalikan bos (Ed)," kata sumber tadi.
Sumber lain yang juga sebagai pedagang di kawasan Batam Center mengatakan, dirinya tidak peduli bawang yang mereka jual legal atau ilegal. Ada yang bilang bawang Thailand, ada juga yang bilang barang dari China, yang lucunya lagi bawang Birma tapi barang itu dari India.
Namun apapun itu, dia meyakini itu legal atau resmi karena bisa berlangsung lama tanpa ada tindakan aparat hukum.
"Kalau ilegal, berarti sudah ada yang ditangkap atau ditindak secara hukum. Karena luput dari hukum, berarti legal lah bang," ungkap sang pedagang itu yakin.
Pantaun di salah satu gudang bawang dan komoditi lain di kawasan Batu Ampar, terlihat aktivitas karyawan yang melakukan bongkar muat bawang. Di dalam gudang tersebut juga terdapat bawang lokal yang berasal dari Brebes, namun bawang yang ditengarai dari luar atau impor cukup banyak.
"Yang ini bawang dari Jawa, kalau mau tanya-tanya harga ke kasir saja," ujar pegawai yang memakai baju seragam bertuliskan 'ATN Group' di punggung bajunya.
Diketahui, harga sejumlah jenis bawang bervariasi di gudang ini, mulai dari jenis bawang Biirma ada dua macam, tergantung packingnya. Untuk ukuran 5 kg dihargai Rp 40 ribu per pack.
Sedangkan, untuk ukuran 8 kg dihargai Rp 62 ribu per pack. Kemudian bawang Bombay hanya ada satu ukuran yaitu 10 kg dengan harga Rp 114 ribu. Lalu untuk bawang putih ada dua merk, pertama merk wohie ukuran 5 kg dengan harga Rp 89 ribu, merk Fresh Line ukuran 5 kg dihargai Rp 84 ribu.
Editor: Dardani