BATAMTODAY.COM, Bintan - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas langsung ekspor perdana smelter grade alumina tahun 2022 di PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Dalam kunjungannya ke PT BAI di KEK Galang Batang ini, Presiden Jokowi didampingi langsung Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto dan Gubernur Kepri Ansar Ahmad. Kehadiran rombon orang nomor satu di Indonesia ini disambut langsung Direktur Utama PT BAI, Santoni.
KEK Galang Batang yang menjadi kebanggaan Provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sumber devisa negara melalui PT BAI sukses melakukan ekspor perdana tahun 2022 dengan mengirimkan 21.001 ribu ton smelting grade alumina ke Malaysia dan Thailand.
Presiden Jokowi mengatakan, ekspor 21.001 ribu ton smelting grade alumina ini memiliki nilai ekspor sebesar Rp 100 miliar lebih. Ekspor melalui jalur laut ini menggunakan kapal Ocean Spring.
"Sejak 2020 saya sampaikan ke Pak Luhut untuk stop ekspor bahan mentah, harus bahan setengah jadi atau barang jadi. Kita mulai dari sekarang harus berbenah diri," kata Presiden Jokowi di Pelabuhan PT BAI, Selasa (25/1/2022).
Masih kata Jokowi, Indonesia sejak zaman VOC Indonesia terlalu nyaman dalam melaksanakan ekspor bahan mentah. Hal ini membuat Indonesia hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit.
"Memang pola pikir harus kita ubah, harus kita menjadi negara industri dan dengan resiko apapun satu-satu akan kita stop, mau digugat silakan gugat, akan kita hadapi. Mulai saat ini kita harus ekspor material setengah jadi atau bahkan jadi. Jangan bahan mentah agar kita bisa menikmati hasilnya. Saya ucapkan terima kasih kepada perusahaan yang sudah berani berinvestasi. Saya harapkan bahan mentah dapat kita olah sendiri mulai saat ini," tutupnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan penekanan tombol sirine Presiden Jokowi, tanda dilepasnya ekspor perdana smelter grade alumina tahun 2022 di PT BAI, KEK Galang Batang, Bintan.
Sebagaimana diketahui, kelancaran hingga sampai ke tahapan ekspor KEK Galang Batang tidak terlepas dari keseriusan dan dukungan penuh Gubernur Kepri Ansar Ahmad terhadap PT BAI dalam mengembangkan kawasan ini.
Saat ini PT BAI memiliki alumunium refinery untuk memproduksi smelting grade alumina untuk tujuan ekspor. Proyeksi ke depan PT BAI juga akan membangun alumunium smelter untuk memproduksi alumunium ingot.
PT BAI sendiri menargetkan akan memproduksi 2 juta ton smelting grade alumina yang dapat menghasilkan 1 juta ton alumunium ingot pada 2027, dengan rincian produksi 250 ribu ton ingot di 2025, 250 ribu ton di 026 dan 500 ribu ton di 2027.
Untuk keperluan energi penunjang produksi, PT BAI juga sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 6 x 25 MW, untuk memenuhi target 1 juta ton alumunium ingot, akan dibangun PLTU dengan total kapasitas 2.850 MW.
Saat ini KEK Galang Batang memiliki lahan existing seluas 2.333 hektare sesuai PP nomor 42/2017. Lebih dari 60 persen luas lahan atau sekitar 1.800 hektare sudah dipergunakan, namun manajemen merencanakan perluasan hingga lebih dari 2.000 hektare lagi dikarenakan minat investor lain yang cukup tinggi.
Keberadaan KEK Galang Batang juga akan memberikan multiplayer effect terhadap perusahaan, UMKM dan tenaga kerja lokal. Saat ini KEK Galang Batang bekerjasama dengan 27 kontraktor dan UMKM lokal pada pembangunannya.
Sedangkan total tenaga kerja yang diserap di KEK Galang Batang sebanyak 3.500 orang yang terdiri dari 900 tenaga kerja asing asal Tiongkok dan 2.600 tenaga kerja lokal. Ke depan diproyeksikan KEK Galang Batang akan menyerap sekitar 21.000 orang tenaga kerja.
Editor: Gokli