BATAMTODAY.COM, Batam - Belum tuntas masalah pandemi Covid-19, masyarakat Batam kini harus waspada terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Pasalnya sepanjang tahun 2021 sudah ada 3 korban jiwa akibat tergigit nyamuk aedes aegypti itu. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, jumlah warga yang terjangkit DBD terus mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir.
Pada tahun 2017, jumlah kasus terjangkit sebanyak 593 jiwa dan naik pada tahun berikutnya sebanyak 639 jiwa. Dan pada tahun 2019, kasus DBD kembali naik sebanyak 728 jiwa. Untuk tahun 2020 naik menjadi 765 jiwa.
"Sepanjang tahun ini, dari laporan Puskesmas dan rumah sakit di Batam, sudah ada 613 orang warga Batam terjangkit DBD. Data ini belum termaksud bulan Desember," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi, melalui Kasi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Yantri, Jum'at (10/12/2021)
Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan Dinkes Batam melalui Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Namun upaya pencegahan dan penanganan DBD belum berjalan optimal, mengingat setiap tahunnnya kasus DBD terus melonjak.
Manurung, salah satu tokoh masyarakat Sukamaju, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, menilai pengendalian peningkatan kasus DBD di lingkunganya belum berjalan maksimal. Apalagi, hingga saat ini belum ada penyuluhan dari dinas terkait dalam penanganan dan pencegahan DBD.
"Sepanjang tahun 2021, belum ada pihak terkait melakukan penyuluhan DBD. Padahal 2 orang warga kami terjangkit DBD," ujarnya.
Selain faktor penanganan yang berjalan belum maksimal, salah satu faktor tingginya angka terjangkit DBD karena peran dan kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam menjaga lingkungan.
"Peran masyarakat juga sangat dibutuhkan. Banyak ditemukan genangan air, ditambah akhir tahun meningkat curah hujan. Jadi di tempat kami selalu buat gotong royong untuk mencegah bertelur dan berkembang biak nyamuk aedes aegypti," tuturnya.
Editor: Gokli