BATAMTODAY.COM, Batam - Di tengah krisis ekonomi yang melanda dunia akibat pendemi Covid-19, banyak penanam modal asing (PMA) angkat kaki dari Batam atau gulung tikar. Hal ini membuat minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini terlihat di gedung Multi Purpose Hall (MPH) Batamindo, Mukakuning, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, terlihat sepi oleh pencari kerja (pencakar). Pemandangan ini tidak biasanya terlibat tahun-tahun sebelumnya, MPH yang kerap dibanjiri kalangan pencari dari berbagai daerah.

"Pemberitahuan untuk sementara waktu dilarang pengunjung atau pencakar mendatangi MPH, guna mencegah penyebaran Covid-19,” tulis pemberitahuan yang tertempel di luar gedung MPH Batamindo.

Dengan pendemi covid-19 ini, para pekerja merasakan sulit mendapatkan pekerjaan di Kota Batam, khususnya di Batamindo. Apalagi banyak perusahan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pendemi.

Hal ini yang dirasakan Nur Fahliani, wanita cantik asal Jawa Tengah yang telah merantau ke kota industri ini selama kurung 4 tahun silam.

"Banyak perusahan yang melakukan pengurangan pekerja akibat covid-19 dan perusahan juga tidak ada order. Saya sudah dua minggu belakangan ini keliling Batam untuk mencari pekerjaan," kata wanita yang baru menjadi korban PHK ini di Batamindo, Jumat (29/01/2021).

Dia mengaku sampai sejauh ini belum mendapatkan pekerjaan, meski sudah mencoba melamar di beberapa perusahan di Batamindo.

"Belum diterima-terima. Makian susah cari kerja di Batam, apalagi lagi corona. Ditambah sekarang masuk kerja di Batam harus punya orang dalam," katanya.

Dia menambahkan, tidak hanya harus memiliki orang dalam, para pekerja juga harus dituntut memberikan uang penulis bagi pencari agar mendapatkan pekerja.

"Sekarang cara kerja di Batam harus bayar. Tidak cukup hanya punya orang dalam. Yang tidak punya orang dalam nasib-nasiban, kalau diterima perkerjaan bersyukur kalau tidak coba lagi melamar," tegasnya.

Editor: Yudha