BATAMTODAY.COM, Karimun - Harga cabai merah di Kabupaten Karimun jelang Natal hingga jelang Tahun Baru 2021 semakin mahal.
Data harga yang dihimpun dari sejumlah pasar di Karimun, cabai merah berada di kisaran Rp 80-90 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan ESDM Kabupaten Karimun, Muhammad Yosli membenarkan harga cabai melambung sejak jelang Natal dan Tahun baru 2020. "Di tingkat pedagang sudah mencapai Rp 80 ribu," ujarnya, Sabtu (26/12/2020).
Menurut M Yosli, kenaikan harga cabai merah karena daerah pemasok seperti Medan, Sumatera Utara dan Padang, Sumatera Barat beberapa waktu lalu mengalami banjir dan gagal panen. "Kenaikan harga cabai merah memang sulit terbendung, meskipun kita sudah mencoba mengatasi dengan Dinas Pertanian maupun petani lokal, tetapi karena permintaan tetap tinggi dan pasokan tak mencukupi, harga semakin melambung," ungkapnya.
Ia mengatakan, Dinas Perdagangan terus menjalin koordinasi dengan Dinas Pertanian maupun para petani serta pedagang cabe agar dalam seminggu ini ketersediaan cabe merah tetap ada di Kabupaten Karimun.
"Mudah-mudahan persediaan cabe merah di Kabupaten Karimun sampai Tahun Baru 2021 nanti masih bisa mencukupi untuk kebutuhan masyarakat," harapnya.
Sementara beberapa pedagang di Pasar Bukit Tembak Meral maupun Pasar Puan Maimun mengatakan, tingginya harga cabai merah tidak hanya di tingkat pedagang tetapi sudah dari distributor. Bahkan, stok cabai yang dipasok dari Medan dan Padang pun terbatas.
Para pedangang di pasar itu juga memprediksi harga akan semakin melonjak mengingat stok sudah mulai menipis hingga Tahun Baru 2021.
"Harga cabai merah sebelum hari Natal 2020 memang sudah tinggi, apalagi bagi kami sebagai pedagang kecil yang mendapatkan barang seperti cabai merah dari pasar, harganya sudah tinggi mencapai Rp 85 Ribu dan kami jual lagi dengan harga Rp 90 ribu per kilogram," kata Meme, seorang pedagang di Sungai Raya.
Sementara itu, masyarakat meminta Pemkab Karimun lewat dinas terkait segera memikirkan solusi. Jika hal ini dibiarkan, harga di pasar semakin tak terkendali. "Paling tidak pemerintah dapat memberikan subsidi dan pengawasan yang cukup ketat," kata Ali, warga Karimun.
Editor: Gokli