BATAMTODAY.COM, Bintan - Proyek multi nasional pembangunan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, diduga memanfaatkan pasir ilegal yang ditambang oleh penambang secara ilegal.
Pasir hasil pertambangan secara liar yang ditampung oleh perusahaan di KEK Galang Batang, diduga dari beberapa titik pertambangan diluar kawasan KEK, baik di sekitar Galang Batang hingga Gunung Kijang Bintan.
Hasil penelusuran BATAMTODAY.COM di lapangan, dari lokasi pertambangam hingga masuk areal KEK, ternyata menggunakan pasir ilegal yang sebagian disuplai ke areal PT BAI Bintan. Salah satu pasir ilegal yang diduga ditampung untuk pembangunan KEK berasal dari pertambangan yang ada di Gunung Kijang Bintan dan beberapa titik pertambangan liar yang ada di sekitar Galang Batang.
"Kalau pasir yang disuplai ke KEK Galang Batang, sebagian memang dari sini, dan pihak PT BAI yang menyiapkan lori. Makanya walau pun harga tergolong murah kita sanggupi," ujar salah seorang pengurus tambang pasir yang ada di depan Pulau Nikoi, Gunung Kijang.
Dijelaskan, tambang pasir ilegal memang tidak semuanya disuplai ke KEK Galang Batang, tapi ada sebagian juga untuk kebutuhan masyarakat. Karena penyuplai pasir untuk KEK memang tidak hanya dari sini, namun ada beberapa titik di tempat lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil ketua Federasi Konstruksi Umum dan Informal FKUI KSBSI Bintan, Hendro Suseno, sangat menyayangkan proyek pembangunan proyek multi nasional seperti PT BAI, justru memanfaatkan pasir dari hasil pertambangam ilegal.
"Seharusnya, perusahaan sekelas PT BAI, apalagi untuk KEK Galang Batang, bisa memberikan contoh yang baik dan bukan sebaliknya justru ikut memanfaatkan hasil pertambangan ilegal," tegasnya.
Editor: Surya
