logo batamtoday
Sabtu, 27 April 2024
JNE EXPRESS


Motor Mesin Politik Soerya-Iman Kian Bergerak Kencang di Media Sosial
Selasa, 24-11-2020 | 10:44 WIB | Penulis: Opini
 
Tino Rila Sebayang.  

Oleh: Tino Rila Sebayang

Pertarungan final Pilkada Serentak 2020 kian dekat. Kurang lebih 2 (dua) pekan lagi, masyarakat berpesta di ajang demokrasi prosedural yang akan digelar secara serentak. Para kandidat Pilgub di Kepri, menjadi sorotan publik nasional - tampaknya mulai gencar mempersiapkan "amunisi-amunisi politik" nya. Demi meningkatkan sisi tawar, serta kemampuan berkontestasi - ketiga Paslon seolah makin rajin bergeriliya di berbagai ruang publik.

Tentu, ruang publik pertarungan politik hari ini tidak hanya sekadar kampanye di lapangan, atau blusukan langsung ke berbagai tempat di wilayah pelosok di Kepri. Gerak langkah yang signifikan juga terpantau sangat gencar di ruang publik dunia maya, seperti situs berita online, situs forum, dan hampir di seluruh platform media sosial.

Anthromedius Indonesia memantau topik Pilgub Kepri, untuk kelima jenis platform: Online News, Facebook, Twitter, Instagram, dan youtube. Di mana, volume pemberitaan dan percakapan selama sepekan terakhir - mencapai 1.228 data. Komposisi ekspos tertinggi berada pada Situs Berita Online, dan Linimasa Twitter.

Tingginya volume tesebut, terpusat pada wacana pembahasan netizen - terkait aksi dukungan serta program kerja dari masing-masing kandidat. Selain membahas berbagai aktifitas Paslon, beberapa isu negatif juga mencuat ke permukaan publik, seperti; Isu Hoaks Pencatutan dan Mendeskreditkan Bawaslu Kepri, Isu Hoaks Netralitas ASN/POLRI/TNI, Isu Hoaks Praktik Money Politic, dan isu-isu berita bohong lainnya.

Setidaknya, berdasarkan temuan Anthromedius Indonesia, sekitar 20 persen dari total ekspos isu dan percakapan di media sosial - dibanjiri oleh persebaran berita bohong di kalangan netizen. Tampaknya, warganet yang turut menjadi simpatisan pendukung Paslon di Pilgub Kepri, memanfaatkan berita bohong untuk mengganggu jalannya Pilkada Seretak yang damai.

Belum lagi, isu netralitas ASN yang kerap muncul di sepanjang 2 bulan terakhir, mulai menjadi "bola salju" yang kian membesar hingga jelang hari pencoblosan. Bahkan, berdasarkan hasil risil akun resmi @turnbackhoax di Twitter - beberapa kali warganet Indonesia menyoroti isu hoaks yang bertebaran di Kepri selama sebulan terakhir.

Tentu hal ini bukanlah menjadi prestasi bagi berjalannya pesta Pemilu yang demokratis. Sedangkan untuk pemetaan volume ekspos di masing-masing Paslon, selama dua pekan terakhir - popularitas Soerya Respationo dan Iman Sutiawan cenderung mendominasi di berbagai platform media sosial. Bahkan, dari total 1.228 volume ekspos, Paslon Nomor 1 tersebut mendapatkan porsi 588 data berita dan percakapan dikalangan publik warganet. Sedangkan ekspos Paslon lainnya, seperti; Isdianto-Suryani memperoleh 350 berita dan postingan, kemudian untuk Paslon Ansar-Marlin mendapatkan 274 data.

Tampaknya, wacana pemberitaan dan percakapan publik terpusat pada Soerya-Iman, yakni hampir mencapai 50 persen dari total ekspos topik Pilgub Kepri. Apabila merujuk kepada hasil riset Anthromedius Indonesia di termin sebelumnya, ekspos popularitas Isdianto-Suryani memang cukup mendominasi di Media Sosial.

Namun, pada pekan ini, gerak akun-akun pendukung Soerya-Iman secara signifikan mulai menggeliat di berbagai platform media sosial, khususnya Twitter. Bahkan, tercatat dari total 588 data pemberitaan dan percakapan - akun resmi (official account) dari lembaga Parpol PDI-P, dan akun pribadi banyak memposting aktifitas kampanye Soerya-Iman.

Temuan dashboard Anthromedius Indonesia, dari total 640 cuitan pada linimasa Twitter - terdapat 23 postingan yang dimuat langsung oleh akun resmi milik DPP PDI-Perjuangan. Konten cuitan berisikan tentang berbagai bentuk dukungan generasi milenial, politisi, dan bahkan sahabat dari Kepala Daerah lainnya di Indonesia. Salah satu postingan yang cukup tinggi mendapatkan engagement adalah, postingan tentang dukungan serta kunjungan Gubernur Jawa Timur Ganjar Pranowo ke Batam - untuk turut mendukung Paslon Soerya-Iman di ajang Pilgub Kepri. Bahkan, animo netizen pada postingan PDI-P tersebut mencapai 403 akun yang terlibat, dengan mayoritas merespon dalam bentuk reply dan likes. Jenis akun yang berada pada pusaran topik tersebut juga didominasi oleh akun-akun organik.

Sedangkan untuk pemetaan postingan terkait Isdianto-Suryani di Twitter, nama @nanindya6 menjadi akun yang paling banyak memuat dan mengkampanyekan Paslon tersebut. Akun ini dibuat pada bulan September 2020, atau sekitar 2 bulan lalu - dengan cuitan yang diposting secara rutin, namun tidak memiliki followers. Akun tersebut terpantau oleh mesin Anthromedius Indonesia sebagai akun buzzer kampanye, yang tentu menjadi lazim digunakan oleh berbagai kandidat di setiap ajang Pilkada di seluruh Indonesia. Namun, kecilnya followers dan engagement dari setiap cuitan yang dimuat, tentu tidak memperlihatkan geliat wacana yang lebih gencar di platform Twitter.

Untuk paslon Ansar-Marlin, akun buzzer/influencer di Twitter yang berhasil dipantau oleh Anthromedius Indonesia - muncul dari @Dedysuwadha, dengan total 13 cuitan memuat topik umum Pilgub Kepri selama bulan November. Dari total 13 cuitan tersebut, setidaknya 5 postingan di antaranya berisikan tentang sosok Paslon Ansar-Marlin, dengan konten seputar keterlibatan Milenial menjadi staff khusus Ansar-Marlin. Meskipun akun tersebut merupakan influencer, yakni dengan total 1.900 followers, namun tidak ada engagement yang ditemukan oleh Anthromedius Indonesia untuk 13 cuitan tersebut.

Sangat berbanding terbalik, di mana ekspos Soerya-Iman mulai mencuat ke permukaan publik netizen. Bahkan, tidak hanya dari akun resmi milik PDI Perjuangan, di mana ada akun lainnya dengan nama; @blacksyder (201 engagement/respon), @sangtiand (191 engagement/respon), dan @aryprasetyo85 (141 engagement/respon) - menjadi akun-akun buzzer/influencer yang gencar mengkampanyekan aktifitas dari Paslon Soerya-Iman. Seluruh akun tersebut merupakan akun pribadi, dengan tingkat engagement yang sangat tinggi, serta jumlah followers yang mencapai total 87.877 followers.

Ditambah lagi, mencuatnya volume ekspos di berbagai platform media sosial, secara aktual juga wacana kampanye Soerya-Iman cukup mendapatkan perhatian dari publik netizen. Yang mana, kehadiran dari sosok Ganjar Pranowo yang sangat populer di pentas perpolitikan Indonesia - cukup menyita warganet di Kepri dan nasional dalam hal kunjungannya ke Batam.

Hal ini terlihat sangat dimanfaatkan oleh Paslon Soerya-Iman, sebagai "suplemen" untuk menambah modalitas politik-nya di ajang Pilgub Kepri. Tentu, di tengah keterbatasan ruang gerak kampanye di masa pandemik Covid-19 - pemanfaatan ruang-ruang publik di dunia digital (internet) menjadi sarana yang cukup vital bagi para kandidat. Dengan bermodalkan pengalaman di berbagai wilayah Pilkada di Indonesia, PDI-Perjuangan tentu lebih mumpuni dalam pemanfaatan media sosial sebagai sarana kampanye online.

Serta, pemunculan tokoh-tokoh sentral yang populer juga menjadi pola kampanye digital yang cukup optimal dilakukan oleh Partai tersebut, setidaknya sejak Pemilu/Pilpres 2014, Pilgub DKI Jakarta 2017, Pilkada di tahun 2018, hingga Pilkada Serentak 2020.

Sedangkan dari Paslon lainnya di Pilgub Kepri, Anthromedius Indonesia tidak menemukan adanya motor mesin politik yang kencang - untuk dilancarkan oleh Cagub/Cawagub Nomor Urut 2 dan 3. Hanya terdapat sedikit akun resmi milik media lokal dan komunitas di Kepri yang turut berpartisipasi dalam memuat kedua Paslon tersebut. Bahkan, yang paling krusial lagi, Partai Politik yang menjadi salah satu motor penggerak dalam mesin politik - justru tidak mencuat di permukaan media sosial selama masa kampanye Pilgub Kepri untuk kedua Paslon tersebut.

Hal ini mungkin saja menjadi pilihan strategi dan pola kampanye dari kedua Paslon tersebut. Namun, akan sangat disayangkan, apabila di tengah keterbatasan ruang gerak selama kampanye di masa pandemik, justru wacana dan marketing politik tidak mencuat di permukaan dunia maya.

Sehingga, menyisakan pertanyaan, apakah ruang publik berbasis digital bukanlah pilihan yang tepat bagi Paslon untuk dimanfaatkan selama proses kampanye di masa Pandemik? Sehingga, ruang publik apakah yang relevan dan tengah digunakan dalam melakukan kampanye di masa pandemik ini?.

Penulis merupakan dosen dan Pengamat Politik, Ilmu Hubungan Internasional Fisip Universitas Pasundan Bandung, Founder Anthromedius Indonesia (Konsultan Media Monitoring dan Komunikasi Politik) Bandung.

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit