BATAMTODAY.COM, Batam - Di tengah sosialiasi pemerintah kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri agar tidak terdampak virus corona (Covid19) yang sudah mewabah atau menjadi pandemi
Di situ pula aktifitas pengolahan kerak atau limbah minyak kelapa sawit itu terus berlangsung dengan cara di bakar tanpa memperdulikan dampak polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran tersebut.
Pembakaran yang dilakukan para pelaku atas tonan limbah minyak kelapa sawit dilakukan di alam terbuka yang berada di wilayah Jembatan Empat Rempang Care Barelang.
Usai dimasak, limbah yang beku tadi kembali mencair di atas tungku berukuran besar. Setelahnya disuling untuk dimasukkan kedalam ratusan drum yang sudah disiapkan.
Pantauan BATAMTODAY.COM, terlihat dua orang pekerja sedang memindahkan minyak yang berwarna kehitaman itu ke dalam drum. Dan sekitar lokasi terbuka yang dipenuhi drum terdapat satu kontainer PT PBJMU.
"Seminggu sekali dikirim keluar negri menggunakan kontainer," kata salah seorang yang menjaga aktifitas kerja di lokasi, Selasa (07/04/2020) siang.
F, pengelola limbah tersebut saat dihubungi mengatakan, limbah di peroleh dari perusahaan di Kabil, Kecamatan Nongsa. Diperusahaan itu kata dia, tidak boleh dilakukan aktifitas pembakaran.
Untuk itu, tambahnya, limbah di bawa ke lokasi di Jembatan Empat Barelang untuk dilakukan pembakaran dan penyulingan. Di lokasi itu, menurut dia, bisa dilakukan pembakaran.
"Kalau di Kabil tidak boleh adanya pembakaran. Kalau disini kan sepi," dalihnya seolah membenarkan perbuatannya.
Editor: Surya