BATAMTODAY.COM, Batam - Dua panduk bertuliskan 'Sri ora bakal bali... Bimbar ambyar' terpampang jelas di dua sisi ruas Jalan R Suprapto, Tanjakan Daeng, Tembesi, Batuaji, Batam, Kepulauan Riau. Spanduk ini menyita perhatian publik di Batam dan telah beredar di medi sosial (medso)
Tidak diketahui kapan spanduk itu dipasang. Namun diperkirakan pada malam hari telah dipancang di sana.
Dua spanduk berukuran besar itu dipasang di salah satu lereng bukit Daeng. Spanduk pertama persis saat kita dari Mukakuning menuju Batuaji.
Sementara, satu spanduk lagi dipasang tepatnya tak jauh dari lokasi kejadian yang membuat nyawa Sri Wahyuni melayang, karena ulah pengemudi angkutan umum trayek Batuaji-Jodoh. Belakangan diketahui angkutan tersebut di bawah naungan CV Anugerah saat proses Rapat Dengar Pendapat (RDP) di kantor DPRD kota Batam.
"Ini ungkapan rasa kesal dan sakit hati masyarakat mungkin, Mas. Sudah sering angkutan itu menghilangkan nyawa pengemudi lainnya," ujar Yanto, salah seorang pengguna jalan yang kebetulan turun mengabadikan potret spanduk tersebut, Rabu (19/2/2020).
Benar adanya yang diucapkan Yanto. Membaca kalimat tersebut, seperti membaca ungkapan kekesalan warga, khususnya pihak keluarga, calon suami, paguyuban, dan kerabatnya Sri.
"Kematian udan pasti membawa Sri tak akan bali lagi. Sementara Bimbar ini? Apa pemerintah peduli pada nyawa-nyawa yang hilang karena ulah angkutan itu sejauh ini?" terang Yanto.
Seperti yang dikabarkan BATAMTODAY.COM, beberapa waktu yang lalu. Tabrakan tragis akibat angkutan maut, trayek Batuaji-Jodoh yang sering disebut masyarakat Bimbar itu melayangkan nyawa seorang perempuan berusia 24 tahun.
Kejadian itu tepatnya pada hari Senin (17/2/2020), lima hari menjelang hari pernikahan Sri. Saat itu sekitaran pukul 06:30 WIB pagi Sri hendak mengantarkan surat cuti kerjanya ke PT Epson, Mukakuning.
Persis di area turunan Bukit Daeng, dari arah Batuaji ke Mukakuning, nasib naas menghampirinya. Angkutan umum berwarna merah tersebut menggasak Sri beserta adiknya, Ria hingga ke kolong angkutan itu.
"Hingga hari ini, adiknya masih kritis dan dirawat di rumah sakit. Kakanya, Sri, meninggal di tempat," ujar Nur Wahid, Ketua I Paguyuban Ki Magetan Batam, Senin (17/2/2020) pagi lalu di halaman depan ruang Instalasi Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah (RSUD-EF) Batuaji, Batam.
Kepada BATAMTODAY.COM, Nur Wahid dengan tegas turut meminta pemerintah kota Batam kembali mengkaji ulang izin trayek angkutan tersebut. Karena kejadian ini menurutnya terjadi tidak satu dua kali semata, tapi sering mendapat keluhan.
Sudah banyak kecelakaan yang diakibatkan angkutan ini. Sehari-hari mereka ugal-ugalan di jalan. Bisa jadi korban akan selalu bertambah, harusnya pemerintah mulai buka mata dan mengkaji ulang izin mereka," tegas Nur saat itu.
Editor: Surya