BATAMTODAY.COM, Batam - Angkutan umum bernama Bimbar itu memang telah banyak memakan korban nyawa. Aksi koboi supirnya, seolah-olah kadang membawa malaikat maut turut serta di jalanan. Selain menghabisi nyawa pengguna jalan, hal ini pun berakhir dengan rasa trauma bagi yang lain.
"Kadang tu serasa ada cemas yang ikut kalau udah melihat Bimbar itu di jalan. Apa lagi kebiasan supirnya yang ugal-ugalan. Saya pernah hampir kesenggol," ujar Desi, salah seorang warga Batuaji yang sehari-harinya bekerja di Batam Center, Senin (17/2/2020).
Rina salah seorang pekerja di perusahaan elektronik di Mukakuning, mengatakan bahwa dia juga sangat trauma akan Bimbar. Bahkan kadang ketakutan akan bayangan Bimbar yang kebut-kebutan, dan menghabiskan nyawa pengguna jalan turut menghantuinya.
"Saat itu saya jadi penumpang. Supirnya kayak ngejar setoran tanpa mikirin keselamatan. Jadi maaf, kalau saya mending tak pergi dari pada naik Bimbar. Sampai sekarang masih trauma," ungkapnya.
Begitu pun dengan Erick Ayaas, meski rasa traumanya tidak terlalu berlebihan. Ia meminta kepada pemerintah kota Batam, terutama agar instansi terkait seperti Dinas Perhubungan (Dishub) untuk tegas akan hal ini.
"Lagi-lagi Bimbar. Ada baiknya Pemko Batam melalui Dishub cabut ijin operasi angkot ini. Sudah sering kali meresahkan masyarakat banyak. Ini salah satu fakta, bukan asal menuduh. Karena sudah terlalu sering terjadi kecelakaan disebabkan oleh angkot ini," tutupnya.
Hampir dari sekian banyak masyarakat yang diwawancara pewarta menyampai kesah dan cemas mereka akan Bimbar. Jet darat ini seolah-olah diibaratkan malaikat pencabut nyawa di jalanan.
Bagi mereka, Pemko Batam sudah seharusnya lebih tegas akan hal ini. Petisi pun telah dibuat, bahkan ada yang menyerukan agar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Batam dicopot karena ini.
"Jangankan ngurus persoalan taksi online dan pangkalan. Urus Bimbar pun tak kunjung selesai," terangnya Muis.
Editor: Yudha