BATAMTODAY.COM, Batam - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menduga tidak hanya limbah B3 yang masuk ke Batam, Kepulauan Riau, bersama puluhan kontainer limbah plastik impor.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi III Wenny Warouw kepada puluhan wartawan di sela-sela rapat dengar pendapat (RDP) dengan Polda Kepri, Kejaksaan Tinggi serta Bea dan Cukai, di teras gedung Lancang Kuning Mapolda Kepri, Selasa (23/7/2019) siang.
"Ada 28 kontainer mengandung B3, bukan 38. Saya tanya Kapolda, apakah sudah diuji lab apa belum? Bilang-bilang B3, uji lab dong. Katanya sudah diuji. Tunggu dulu, liat dulu dong dokumennya kalau uji lab. Mengandung B3 apa, jenis apa. Coba tanya lagi detailnya," kata Wenny Warouw, Selasa (23/7/2019) siang.
Ia mengatakan, setidaknya ada 5 kontainer yang turut disegel di Pelabuhan Batuampar kondisinya saat ini dalam keadaan kosong. Hilangnya isi kontaner tersebut kemungkinan adanya narkoba.
Untuk itu, dia meminta kepada Polda Kepri untuk mengungkap kasus ini. Bila Polda Kepri tidak mampu, maka ia akan meminta Mabes Polri untuk menyelesaikan kasus tersebut.
"Kalau Polda Kepri tidak bisa, saya akan minta Mabes Polri menyelesaikannya," ujar mantan anggota Polri berpangkat Brigjen (Purn) itu.
Ia menambahkan, kenapa Batam yang dipilih untuk mendatangkan kontainer-kontaner berisikan limbah plastik mengandung B3. Kenapa tidak daerah lain di Indonesia.
"Pertanyaannya kenapa bukan di Medan, bukan di Surabaya, bukan di Blitung? Kenapa di Batam? Saya mantan Kapolres di sini, jadi saya tau," ungkap Wenny Warouw, mantan Kapolres Kepri Barat (Kapolres Batam) priode (4/2/1991) sampai (26/11/1992).
"Makanya saya tanya lagi, lingkungan strategi Batam. Kenapa ini? Apa enak masuk di Batam, apa karena bisa semua diselesaikan," sahutnya kembali.
Ia menduga, bila kontainer-kontainer dari beberapa negar itu singgah dahulu ke Honggong sebelum masuk ke Batam, ada narkoba yang disimpan dalam tumpukan limbah plastik mengandung B3 itu.
Namun, tambahnya, untuk rute pastinya, tanyakan ke Bea dan Cukai karena yang mengetahui dan berwenang menerima kontainer-kontainer sebelum dinaikkan ke dermaga dari kapal.
"Saya curiga nih dari Hongkong, tapi semua harus tanya ke Bea Cukai dari mana ini barang-barang ini lewatnya. Kalau semua masuk Hongkong dulu, bisa-bisa asumsi saya tadi benar ada barang (sabu-red) itu di dalam," tutupnya sembari masuk ke ruang Gedung Lancang Kuning.
Editor: Yudha