BATAMTODAY.COM, Batam - Asosiasi Expor-Impor Plastik Industri Indonesia (Aexipindo) Batam menilai idustri pengolahan bahan baku dari sampah (scrap) plastik yang mereka lakukan selama ini telah berjalan puluhan tahun di Indonesia.
Terlebih melihat imbas dari perang dagang Amerika Serikat vs China, membuat mereka menangkap peluang untuk mengimpor bahan baku plastik dari luar negeri, untuk menumbuhkan industri yang mereka geluti.
"Industri kami sudah berjalan puluhan tahun. Kemudian mengimpor barang tersebut untuk menumbuhkan industri kami. Selain itu juga menangkap peluang perang dagan AS vs China," ujar Marthen Tandi Rura, saat gala press conference Aexipindo bersama awak media di lokasi Hotel Aston, Pelita, Batam, Minggu (16/06/2019).
Hal lainnya, dalam proses impor bahan baku plastik tersebut, Marthen menjelaskan, bahwa impor yang mereka lakukan telah mengikuti prosedur yang selaras dengan Peraturan Mentri Perdagangan (Permendag) No. 31 tahun 2016, yakni tatacara impor bahan baku limbah non-B3.
Dalam hal ini, bahan baku berupa plastik yang telah diolah oleh Aexipindo pada prosesnya akan menjadi beberapa material plastik, seperti palet, shoping bag, piring, kursi, baskom, dan kantong sampah.
"Produk-produk yang telah kami olah tersebut, kemudian akan kami ekspor kembali," papar Marthen. "Hal ini justru turut menambahkan devisi untuk negara."
Kendati begitu, sebelumnya terdapat informasi bahwa Bea Cukai Batam telah menyegel 11 kontainer berisi scrap plastik, yang diketahui bercampur dengan sampah dan diduga turut terkontaminasi limbah B3.
Editor: Chandra