logo batamtoday
Jum'at, 11 Juli 2025
BATAM TODAY


35 Tahun Meneliti Pakan Ternak, Guru Besar UGM Prof Ali Agus Jadi Arsitek Swasembada Protein Nasional
Rabu, 04-06-2025 | 13:08 WIB | Penulis: Redaksi
 
Prof Dr Ir Ali Agus (kiri), sosok akademisi yang kini memimpin formulasi peta jalan pembangunan peternakan Indonesia 10 tahun ke depan. (Foto: Istimewa)  

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Meski Indonesia merupakan produsen telur terbesar ketiga di dunia, masih ada 46 persen penduduk yang kekurangan asupan protein harian. Fakta ini menjadi perhatian utama dalam upaya peningkatan gizi nasional, terlebih di tengah peluncuran program makan bergizi gratis oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pertanian menggandeng akademisi senior Prof Dr Ir Ali Agus, DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng., sebagai Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan sejak 2023. Dengan pengalaman lebih dari tiga dekade dalam riset nutrisi ternak, Prof Ali ditugaskan menyusun peta jalan swasembada protein hewani 2025-2035.

"Program makan bergizi gratis tentu sangat terkait dengan protein hewani, seperti daging, telur, dan susu. Ini tidak bisa dipenuhi jika kita hanya mengandalkan impor," ujar Prof.Ali, dalam wawancara di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Prof Ali, yang juga Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, memulai risetnya dari teknologi fermentasi jerami padi hingga menciptakan 'burger pakan' --produk Fermented Complete Feed yang kini diadopsi luas oleh peternak. Teknologi ini membantu mengatasi krisis pakan saat musim kemarau, sekaligus meningkatkan efisiensi biaya produksi yang umumnya didominasi oleh biaya pakan.

"Kalau pakan bisa dikembangkan dari hasil samping industri dan pertanian, maka biaya bisa ditekan, dan keuntungan peternak meningkat," jelasnya.

Tidak hanya fokus pada pakan, Prof Ali juga terlibat dalam pengembangan Sapi Gama, hasil persilangan Brahman dan Belgium Blue, yang memiliki otot ganda. Ia juga menciptakan konsentrat immunobooster saat wabah PMK melanda, membuktikan konsistensinya dalam merespons kebutuhan sektor peternakan secara cepat dan ilmiah.

Dalam kapasitas barunya di pemerintahan, Prof Ali turut menjembatani dunia akademik dan kebijakan. Ia aktif menyusun roadmap ketahanan pangan, termasuk mempersiapkan program minum susu gratis yang menjadi janji politik Presiden Prabowo.

"Kami sudah mendiskusikan komitmen ini bahkan 15 tahun lalu. Saya mendukung penuh visi Presiden dalam membangun ketahanan pangan nasional," ujarnya.

Prof Ali juga menyoroti ancaman stunting yang masih membayangi 30 persen anak Indonesia. Ia menekankan pentingnya asupan protein hewani berkualitas tinggi seperti telur, yang memiliki tingkat penyerapan gizi hingga 99,9 persen.

"Kita bicara bonus demografi, tapi tanpa nutrisi cukup, ini bisa jadi katastrof demografi. Anak stunting tumbuh kerdil dan kemampuan otaknya tidak berkembang optimal," tegasnya.

Sebagai mantan Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali juga gencar mendorong pendidikan vokasional dan kewirausahaan di sektor peternakan. Ia mendirikan Program Profesi Insinyur Peternakan pertama di Indonesia serta mendukung model koperasi multi pihak yang terinspirasi dari sistem di Skandinavia dan Belanda.

"Gotong royong dalam koperasi itu penting. Koperasi peternak, pabrik pakan, lembaga keuangan dan asuransi harus bersinergi," katanya.

Melihat momentum politik saat ini, Prof Ali optimistis Indonesia bisa mencapai swasembada protein hewani dalam satu dekade ke depan, sekaligus mencetak generasi unggul menuju visi Indonesia Emas 2045. "SDM adalah kunci. Kalau gizinya cukup sejak dini, kita bisa menjadi negara maju dengan generasi yang sehat dan cerdas," pungkasnya.

Dari ruang laboratorium di UGM hingga ruang rapat di kementerian, Prof Ali Agus menjadi sosok penting dalam lompatan besar Indonesia menuju kedaulatan pangan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Editor: Gokli

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2025 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit