BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat kerja sama bilateral dengan sejumlah lembaga strategis di Korea Selatan guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor kelautan dan perikanan. Inisiatif ini juga diarahkan untuk memperkuat perlindungan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sektor perikanan Negeri Ginseng.
Kemitraan tersebut dijalin dengan berbagai institusi terkemuka seperti Korean Institute of Maritime and Fisheries Technology (KIMFT), Korea Seafarers Welfare and Employment Center (KOSWEC), Pukyong National University (PKNU), National Institute of Fisheries Science (NIFS), serta Ministry of Oceans and Fisheries of Korea (MOF).
"Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam membangun ekosistem SDM kelautan dan perikanan yang terintegrasi --dari pendidikan, pelatihan, sertifikasi, hingga penempatan kerja. Kami ingin memastikan bahwa talenta maritim Indonesia memiliki kompetensi global serta terlindungi hak dan keselamatannya saat bekerja di luar negeri," ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP), I Nyoman Radiarta, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Pusat Kolaborasi Talenta Maritim Global
Kerja sama ini menjadi bagian dari rencana pembentukan Indonesia-Korea Global Leader Talent Development Support Center di Busan, Korea Selatan. Pusat ini akan menjadi platform kerja sama berkelanjutan dalam bidang pendidikan vokasi, pelatihan teknis, sertifikasi keahlian, dan penempatan pekerja Indonesia di sektor perikanan Korea. Fasilitas tersebut didukung melalui skema bantuan pembangunan resmi (Official Development Assistance/ODA) dari pemerintah Korea.
Sinergi dengan KIMFT dan KOSWEC juga membuka peluang pelatihan teknis dan sertifikasi bagi calon pekerja migran Indonesia (PMI) untuk menjamin pengakuan kompetensi di industri perikanan Korea. Tak hanya itu, kerja sama ini mencakup pertukaran data PMI sektor perikanan sebagai dasar perlindungan hukum dan keselamatan kerja. Pemerintah juga tengah menyiapkan sistem reintegrasi bagi pekerja migran agar tetap produktif setelah kembali ke Indonesia.
Penguatan Akademik dan Pusat Pendidikan Maritim
Dalam bidang akademik, kerja sama dengan Pukyong National University (PKNU) difokuskan pada pertukaran dosen dan mahasiswa, beasiswa, seminar bersama, dan riset kolaboratif. Kerja sama ini mendukung pengembangan konsep smart campus dan sistem pendidikan vokasi berbasis industri.
"Melalui dukungan Kementerian Kelautan Korea, kami juga tengah membangun Ocean Institute of Indonesia (OII), yang dirancang sebagai pusat pengembangan talenta maritim nasional untuk mendukung ekonomi biru yang inklusif dan berkelanjutan," tambah I Nyoman.
Saat ini, KKP bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tengah menyusun kerangka kerja strategis dan draf nota kesepahaman (MoU) sebagai landasan formal pendirian pusat kolaborasi tersebut. Koordinasi lintas kementerian dan lembaga juga terus diperkuat guna mendukung implementasi program.
Penempatan dan Reintegrasi: Sebuah Pendekatan Holistik
Selain menciptakan akses kerja di luar negeri, program ini turut mengusung misi reintegrasi sosial dan ekonomi bagi PMI, salah satunya melalui pelatihan kewirausahaan berbasis perikanan. Pendekatan holistik ini menyasar seluruh siklus tenaga kerja, dari pendidikan hingga kemandirian pascapenempatan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyambut baik inisiatif tersebut dan menegaskan pentingnya investasi pada SDM sebagai pilar utama pembangunan ekonomi biru. "Penguatan kapasitas SDM adalah kunci utama untuk mewujudkan sektor kelautan dan perikanan yang tangguh dan berkelanjutan. Kolaborasi internasional seperti ini merupakan langkah strategis untuk mencetak talenta unggul yang tidak hanya kompetitif di tingkat global, tetapi juga menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan," kata Trenggono.
Dengan kerja sama yang komprehensif ini, Indonesia dan Korea Selatan menghadirkan model kemitraan yang progresif dalam menghadapi tantangan tenaga kerja global sekaligus mendorong transformasi sektor kelautan menuju era ekonomi biru.
Editor: Gokli