logo batamtoday
Jum'at, 11 Juli 2025
BATAM TODAY


Surplus Neraca Perdagangan April 2025 Berlanjut, Meski Nilainya Menyusut
Sabtu, 07-06-2025 | 12:08 WIB | Penulis: Redaksi
 
Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada April 2025 sebesar USD 0,16 miliar. (Foto: Istimewa)  

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada April 2025 sebesar USD 0,16 miliar, menandai bulan ke-60 berturut-turut Indonesia mengalami surplus sejak Mei 2020.

Meski surplus kali ini lebih kecil dibanding Maret 2025 yang mencapai USD 4,33 miliar, capaian ini tetap dianggap positif oleh pemerintah karena mencerminkan stabilitas ekspor nasional di tengah ketidakpastian global.

"Surplus ini merupakan cermin ketahanan sektor perdagangan Indonesia. Secara kumulatif, Januari hingga April 2025, surplus tercatat USD 11,07 miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD 10,13 miliar," jelas Menteri Perdagangan Budi Santoso, yang akrab disapa Mendag Busan, dalam siaran pers Kemendag, Kamis (5/6/2025).

Surplus pada April 2025 disokong oleh surplus sektor nonmigas sebesar USD 1,51 miliar, meski di sisi lain neraca migas mengalami defisit USD 1,35 miliar. Beberapa negara mitra utama penyumbang surplus nonmigas adalah Amerika Serikat (USD 1,31 miliar), India (USD 0,93 miliar), dan Filipina (USD 0,72 miliar).

Ekspor Terkoreksi karena Musiman dan Geopolitik

Ekspor Indonesia pada April 2025 tercatat sebesar USD 20,74 miliar, turun 10,77% dibanding Maret 2025, seiring penurunan ekspor migas dan nonmigas. Penurunan ini dipengaruhi oleh siklus libur Idulfitri, penurunan harga komoditas utama, serta melemahnya permintaan global akibat ketidakpastian geopolitik.

"Penurunan ini sejalan dengan tren regional. Ekspor nonmigas Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina juga mengalami pelemahan," kata Mendag Busan.

Sektor industri pengolahan tetap menjadi andalan ekspor nonmigas, berkontribusi 81,48% meskipun sedikit menurun dari Maret. Diikuti sektor pertambangan (16,07%) dan pertanian (2,45%). Namun, ekspor pertanian tercatat turun paling signifikan, yakni 16,54%, diikuti industri pengolahan (12,14%). Hanya sektor pertambangan yang tumbuh, dengan peningkatan 2,58%.

Beberapa komoditas ekspor yang naik antara lain:

  • Bijih logam, terak, dan abu (naik 37,94%)
  • Logam mulia dan perhiasan (26,56%)
  • Mesin dan perlengkapan elektrik (0,52%)

Namun, ekspor bahan bakar mineral, besi-baja, serta lemak dan minyak nabati mengalami penurunan.

Impor Meningkat Signifikan

Di sisi lain, impor Indonesia pada April 2025 mencapai USD 20,59 miliar, naik 8,80% dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh lonjakan impor nonmigas sebesar 14,39%, sedangkan impor migas justru turun 19,44%.

Barang impor didominasi oleh bahan baku dan penolong (72,73%), diikuti barang modal (19%) dan konsumsi (8,27%). Kenaikan tertinggi terjadi pada barang-barang seperti:

  • Gula dan kembang gula (naik 128,61%)
  • Logam mulia dan perhiasan (128,06%)
  • Kain rajutan dan filamen buatan

Impor nonmigas terutama berasal dari Tiongkok, Jepang, dan Singapura, yang menyumbang lebih dari 52% total impor. Swiss mencatat lonjakan tertinggi hingga 344,72%.

Secara kumulatif Januari-April 2025, impor naik 6,27% dibandingkan tahun sebelumnya, terutama ditopang oleh peningkatan impor nonmigas.

Kementerian Perdagangan menilai capaian ini sebagai cerminan resiliensi perekonomian nasional di tengah tantangan global yang tidak menentu. "Kami akan terus mendorong ekspor bernilai tambah tinggi dan mengelola impor secara strategis agar neraca perdagangan tetap positif," tutup Mendag Busan.

Editor: Gokli

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2025 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit