BATAMTODAY.COM, Batam - Nasik puluhan karyawan PT Yixin Teknologi Plastik yang mogok kerja karena menolak pemotongan gaji secara sepihak, diperkirakan masih terkatung-katung. Pasalnya, bos dan manajemen perusahaan tersebut sedang berada di Tiongkok untuk merayakan Imlek.
Perizinan perusahaan Modal Asing (PMA) yang bergerak di bidang pengelolaan limbah plastik itu pun saat ini tengah disorot Komisi I DPRD kota Batam, dan diminta untuk diperlihatkan semua perizinan yang mereka miliki.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua komisi l DPRD Batam, Safari Ramadhan, yang turun langsung ke perusahaan untuk memediasi antara karyawan dengan pihak manajemen saat para karyawan melakukan mogok karena adanya pemotongan gaji, dan gaji 3 bulan tidak dibayarkan oleh pihak perusahaan.
"Waktu di sana, kita sudah mencoba meminta pemberi pekerjaan untuk tidak melakukan pemotongan upah pekerja. Tapi perusahan tetap tidak mau karena sudah perintah dari bos yang berada di Tiongkok," ujar Safari Ramadhan, Rabu (18/1/2023) sore.
Disinggung terkait kehadirannya dalam mediasi pekerja yang mempermasalahkan gaji dan lainya, yang merupakan tupoksi dari Komisi IV, Safari menyebutkan, ia mewakili Anggota DPRD Batam yang membidangi ketenagakerjaan, karena Anggota Komisi lV tidak ada yang berasal dari dapil tersebut.
"Saya hadir di sana mewakili teman-teman Komisi IV yang membidangi ketenagakerjaan. Karena di Dapil Batu Aji, tidak ada Anggota Komisi lV. Ternyata tidak ada titik temu dalam mediasi di lapangan, akhirnya kita serahkan ke Komisi lV," ungkapnya.
Safari menjelaskan, saat ini pihaknya tengah fokus untuk memastikan kelengkapan perizinan yang dimiliki oleh PT Yixin Teknologi Plastik. Terlebih perusahaan tersebut merupakan perusahaan asing. Pemerintah dan DPRD Batam, katanya, selalu mendukung investasi. Namun, setiap perusahaan harus mematuhi aturan yang berlaku.
"Kita fokus untuk mengecek perizinan. Karena ini PMA, dan pemilik dan yang bisa mengambil keputusan sedang berada di Tiongkok. HRD-nya pun macam karyawan biasa posisinya, jadi kita agak repot. Tadi sempat mereka bawa perizinan, tapi hanya beberapa yang dibawa, kita minta data yang lengkap dari mereka, kita tunggulah," terang Safari Ramadhan.
Sebelumnya, puluhan karyawan PT Yixin Teknologi Plastik yang beralamat di Jalan Brigjen Katamso Km 6, nomor 5, Komplek Batam Cipta Industri, Kelurahan Tanjunguncang, Kota Batam, mengelar aksi mogok kerja.
Mereka melakukan aksi mogok kerja di depan gerbang perusahan yang bergerak di bidang limbah plastik itu. Mereka tidak terima selama 3 bulan belakangan ini gaji yang sudah disepakati dalam kontrak pekerja harian lepas (PHL) dipotong secara sepihak oleh manajemen
"Sudah 6 hari kami melalukan aksi mogok kerja. Manajemen melakukan pemotongan gaji secara sepihak tanpa ada persetujuan dari karyawan," kata seorang karyawan, Florida Paku, Kamis (12/1/2023).
Karyawan yang melakukan aksi mogok kerja merupakan pekerja bagian sortir sebanyak 38 orang. Setiap hari mereka mengalami pemotongan Rp 20 ribu apabila mereka tidak mencapai target yang diminta oleh manajemen.
Dalam satu hari, sejak pukul 07.30-17.30 WIB, mereka ditargetkan perusahaan sebanyak 7 ball limbah plastik yang harus disortir. Namun belakangan banyak karyawan yang tidak bisa menyelesaikan target karena pekerjaan yang semakin sulit.
"Kadang jam istirahat makan siang itu kami gunakan hanya 15 menit untuk bisa mencapai target. Tetapi memang yang kami sortir tidak mudah. Untuk 1 ball itu bisa memakan waktu 3 jam," kata Gustian, karyawan lainnya.
Mereka meminta perusahan membayar gaji karyawan sesuai kesepakatan awal perjanjian kerja sebesar Rp120 ribu. "Sejak awal masuk kerja tidak ada kesepakatan target untuk gaji perhari Rp 120 ribu. Kami minta perusahan tidak ada melakukan pemotongan secara sepihak," ujar Florida, yang mengaku berkerja sejak perusahan itu berdiri 2019 silam.
Editor: Gokli
