BATAMTODAY.COM, Batam - Kecelakaan kerja yang menewaskan seorang karyawan di PT Citra Shipyard, beberapa waktu lalu, dibahas dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi lV DPRD Batam, Selasa (30/8/2022).
Dalam RDP ini, terungkap kecelakaan kerja yang menghilangkan satu nyawa karyawan itu akibat kelalaian pihak pengawas di perusahaan tersebut. Diketahui, kecelakaan kerja itu terjadi pada malam hari, saat karyawan itu lembur dengan kondisi safty yang tidak memadai.
Anggota Komisi IV DPRD Batam, Aman, menyebutkan, setelah mendengarkan sejumlah keterangan, baik dari perusahaan maupun dari pihak pengawas ketenagakerjaan Provinsi Kepri yang bertindak sebagai penyidik dalam kasus laka kerja, pihaknya bisa mengambil kesimpulan sementara, bahwa laka kerja terjadi akibat lemahnya pengawasan dari perusahaan.
"Tadi kita dengar informasi kronologisnya, saat kejadian, dibelakang korban ada supervisor yang mengawasi, nah ini yang kita pertanyakan, pengawasan apa yang mereka lakukan di situ?" tanya Aman.
Dijelaskannya, sebuah kejadian yang tidak rasional, saat pekerja melakukan kegiatan pada malam hari. Namun fasilitas pendukung seperti lampu yang memadai tidak ada, sehingga korban mengambil lampu tambahan untuk memperlancar pekerjaannya.
"Dari keterangan di RDP ini, penyebab utamanya adalah pengawasan. Disaat penerangan kurang seharusnya pengawas mengambil tindakan yang semestinya, apalagi korban bekerja saat kejadian itu sedang lembur, belum lagi kelengkapan APD yang sudah tidak bagus, itu keterangan penyidik, sepatutnya sudah bolong, ini sudah tidak benar safety-nya," tegas Aman.
Memang status korban di perusahaan tersebut adalah karyawan sub kontraktor, namun kata Aman, tanggung jawab secara keseluruhan termasuk keselamatan kerja, juga masih tanggung jawab main kontraktor (penyedia kerja).
"Biarpun mereka ada perjanjian antara main kontraktor dan sub kontraktor ada, akan tetapi tanggung jawab tetap ada sama main kontraktor, sebagai tempat karyawan bekerja. Manco tidak bisa sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab ke sub kontraktor," tegas Aman.
Politisi PKB itu juga meminta kepada pengawasan ketenagakerjaan, agar secara rutin mengontrol terkait penegakan K3. "Memang secara SDM dan personel mereka kurang, akan tetapi hal itu bisa mereka atur sedemikian rupa agar K3 di perusahaan tetap dijalankan, sehingga laka kerja bisa diminimalisir," kata Aman.
Perwakilan legal dari PT Citra Shipyard, Reni, mengatakan, laka kerja terjadi di akhir Juli 2022 lalu, korban tersebut merupakan karyawan sub kontraktor dari PT Sinar Cendana. Saat terjadi laka kerja, pihaknya langsung melakukan pelaporan kepada pihak kepolisian.
"Setelah lapor ke pihak kepolisian, kami juga langsung melakukan pertemuan dengan pihak keluarga korban. Setelah kami menceritakan semua kejadian, keluarga menerima dengan ikhlas," ujar Reni.
Sementara itu, PPNS UPT Wasnaker Kepri di Batam, Yudi, menyampaikan, hasil pendalaman Wasnaker pada laka kerja di PT Citra Shipyard, pertama pihaknya menyoroti proses perekrutan, apakah sudah sesuai prosedur, apakah yang bekerja itu sudah sesuai dengan keahlian.
"Ini merupakan standar K3, pengawasan HRD dan HSE juga sangat penting di sini. Kami sampaikan kasus ini masih kami dalami, tujuannya agar kami tidak salah mengambil tindakan atas kejadian ini, artinya ini masih dalam proses," ujar Yudi.
Yudi menambahkan, di samping lemahnya pengawasan perusahaan terkait K3, kesalahan dan ketidaktaatan pekerja juga menjadi salah satu faktor laka kerja. "Di sinilah dituntut pengawasan yang ketat dan profesional dari perusahaan, bukan masalah sub kontraktor atau main kontraktor, akan tetapi keselamatan kerja itu yang diutamakan, yang kerja ini manusia," terang Yudi.
RDP ini dipimpin Capt Luther Jansen dan diikuti perwakilan dari PT Citra Shipyard, Disnaker Batam serta UPT Wasnaker Kepri di Batam.
Editor: Gokli
