logo batamtoday
Selasa, 23 April 2024
JNE EXPRESS


PMI Nonprosedur Lolos Jalur Resmi, Romo Paschal: Ada Oknum Bermain
Senin, 27-06-2022 | 20:04 WIB | Penulis: Hadli
 
Romo Pascal saat berbicara sebagai narasumber agenda Penyuluhan Kepaspadaan Dini terhadap potensi ancaman, tantangan, hambatan dan tantangan ATHB di wilayah Kecamatan Nongsa, Senin (27/6/2022). (Hadli/BTD)  

BATAMTODAY.COM, Batam - Kecelakaan kapal yang ditumpangi 30 orang calon PMI nonprosedur tenggelam pada 14 Juni 2022 lalu di perairan Nongsa, Kota Batam. Dari 30 CPMI yang diangkat kapal naas itu, hanya 23 orang selamat dan 7 lainnya dinyatakan hilang.

Hingga saat ini, belum jelas ujung pangkal kasus ini, termasuk siapa pelakunya juga masih gelap. Tentunya, kasus ini menambah deretan panjang jumlah nyawa CPMI hilang begitu saja di tengah laut.

Aktivis HAM Kota Batam sekaligus Pastor dan Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) Kepri, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus pun dibuat geram lantaran tidak ada pelaku yang berhasil diungkap.

"Hari ini hari ke 14 atau dua pekan setelah peristiwa 30 orang calon PMI mengalami kecelakaan di sekitar Pulau Putri, Nongsa, Kecamatan Nongsa. Menariknya, sampai sekarang tidak ada satupun berani bicara siapa pemilik kapal dan siapa tekongnya," ujar Romo Paschal saat berbicara sebagai narasumber agenda Penyuluhan Kepaspadaan Dini terhadap potensi ancaman, tantangan, hambatan dan tantangan ATHB di wilayah Kecamatan Nongsa, Senin (27/6/2022).

Kegiatan dilaksanakan di Kantor Camat Nongsa yang diselenggarakan oleh Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Batam dihadiri Kesbangpol Kota Batam, Babin Kamtibnas se Kecematan Nongsa, Babinsa, Pengurus FKDM Nongsa dan FKDM Kecamatan Batam Kota serta tokoh masyarakat dan ibu- ibu, menarik antusias peserta.

Lebih jauh disampaikan Romo Pascal bahwa kasus tersebut seperti senyap begitu saja tanpa adanya pelaku yang bisa dibawa ke meja hijau, karena semua pihak diam. Untuk itu, kegiatan yang dilaksanakan FKDM di Kecamatan Nongsa ini sangat mendukung kedepan untuk saling berbagi informasi.

Soal penyeludupan orang ke Malaysia, Romo mengatakan ada keterlibatan oknum-oknum. Dari pangkat kecil sampai pangkat berbunga-bunga ikut adil. Penyeludupan tidak hanya dilakukan dari jalur belakang (ilegal) namun kini juga dilakukan dari jalur depan (pelabuhan resmi) seperti di Pelabuhan Ferry Batam Center.

Ditambahkan, paling sedikit 50 sampai 100 orang yang berangkat dari jalur depan setiap harinya dengan biaya Rp 5 juta sampai Rp 6 juta. Jumlah perputaran uang tersebut sangat besar untuk meloloskan para calon PMI ini berangkat ke Singapura, Timur Tengah dan Malaysia tanpa dokumen yang sah untuk bekerja sebagai PMI di negri orang.

"Kalau tidak percaya tanyakan ke Polsek KKP dan petugas Imigrasi di pelabuhan. Ada kode khusus yang dimainkan agar para calon PMI ini bisa lolos," ungkap Romo Paschal sembari mengatakan memiliki bukti keterlibatan oknum di sana.

Kota Batam, kata Romo, merupakan salah satu daerah yang menjadi pusat perhatian nasional bahkan internasional. Karena menjadi pintu keluar para PMI. PMI ini adalah korban dari keganasan mafia. Kenapa, karena mereka hanya ingin bekerja bukan mencari kaya, tapi dapat menghidupkan keluarganya di kampung, memperbaiki kondisi rumah dan bertahan hidup.

"Pemerintah bisa saya nilai tidak serius selama ini menanggani PMI. Sudah tidak bisa memberikan lapangan pekerjaan di tempat asalnya, pendidikan yang tinggi dan sekarang tidak bisa melindungi warganya. Padahal para PMI ini berangkat dari jalur belakang bukan mereka tidak tau resikonya, mereka tau, tapi itulah jalan terakhir bagi mereka untuk dapat bisa bertahan, sedangkan para oknum ini memanfaatkan mereka," tegasnya.

Pengiriman TKI jalur belakang (laut) pernah terjadi pada tahun 2016, sekitar 85 orang meninggal dunia. pertiswa itu juga terjadi di laut Nongsa. Namun terjadinya kecelakaan laut pada saat itu, tidak bisa menghentikan aktifitas penyeludupan orang sampai saat ini. Tidak bisa di laut Nongsa, mereka berpindah ke wilayah Tanjung Uban, Barelang dan pindah ke Provinsi lain.

"Secara giografis wilayah Kepri luar dengan lautan, sehingga kegiatan ilegal ini sudah terjadi sejak jaman dulu. Namun apa bila Polri - TNI dan instansi lain serius kedepan aktifitas ini bisa tidak terjadi lagi. Untuk itu peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam menyampaikan berbagai informasi untuk dapat melakukan pencegahan," tutup Romo Paschal.

Editor: Yudha

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit