logo batamtoday
Jum'at, 29 Maret 2024
JNE EXPRESS


Sempena HUT Kepri ke-19, Saatnya Melibatkan Milenial di Bisnis Sektor Perikanan
Sabtu, 25-09-2021 | 10:55 WIB | Penulis: Asyri
 
Diskusi mengangkat potensi sektor perikanan bersempena dengan HUT Provinsi Kepri ke-19 di Tanjungpinang. (Foto: Asyri)  

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Sempena HUT Provinsi Kepulauan Riau ke-19 harus menjadi spirit baru bagi pemerintah melibatkan peran milineal masuk ke dalam sektor perikanan.

Demikian disampaikan oleh CEO Pengusaha Milineal Bintan, Edi Jaafar dalam acara Dialog Interaktif Sempena 19 Tahun Berdirinya Provinsi Kepulauan Riau bertema, "Maksimalkan Potensi Kelautan, Demi Kepri Menuju Kejayaan", Kamis (23/09/2021).

"Untuk mengisi pembangunan 19 tahun berdirinya Provinsi Kepri, tentunya, peran pemuda milineal sangat dibutuhkan untuk kemajuan dalam meningkatkan kemampuan dari berbagai sektor kelautan terutama di bidang perikanan," papar Edi Jaafar.

Dialog interaktif yang diinisiasi oleh Aliansi Masiswa Kepri (AMK) di Hotel comfort itu direspon dengan pujian dari berbagai kalangan.

Edi jaafar yang juga Dewan Pembina, Gaung Wartawan Bermartabat (Gawat) Kepri itu menambahkan, kalau kita berbicara dari sisi Aspek Ekonomi, di usia 19 tahun berdirinya Provinsi Kepulauan Riau, dengan usia yang masi muda, masih produktif dan segar. Tentu kita memerlukan peranan penting dari pemuda, kaum muda anak-anak milineal.

Karena ikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, bahkan menjadi primadona di banyak negara, apalagi kalau kita dapat mengekspornya dengan harga ikan hidup. Maka, peluang keuntungannya akan semin besar.

"Dari sanalah potensi itu yang saya lihat sangat besar, namun penguasaan pembatasan nelayan ke pasar, hampir semua dikuasai oleh tengkulak," tegasnya.

Inilah yang menjadi penghambat bagi nelayan, untuk masuk ke pasar. Karena ikan terlebih dahulu dibawa ke tengkulak, baru sisanya dibawa nelayan ke pasar dengan harga murah. Sementara keuntungan yang didapat tengkulak, bisa berlipat ganda mencapai 100 persen bahkan dan 200 persen.

Untuk itu, peran inilah yang harus diambilalih Pemprov agar bisa dijadikan mitra pemerintah. Sehingga peranan tengkulak tidak merugikan nelayan dan saling menguntungkan.

"Apalagi di saat musim-musim tertentu, ikan bisa berlimpah, harga pasar menurun, maka ini perlu adanya prasarana dan sarana yang dibuat olehpPemerintah. Namun pemerintah juga tidak bisa intervensi pengusaha karena yang menjalankan bisnis itu juga pengusaha," tutup CEO Edi Ja'afar.

Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri,
T Said Arif Fadillah mengatakan, dirinya dibesarkan dari keluarga nelayan, sedikit banyak mengetahui tentang nelayan.

Maka perlu perhatian di usia Provinsi ke 19 ini, karena kewenangan kelautan saat ini, banyak ke provinsi. Ia meminta, agar pemerintah bisa intervensi dalam dunia usaha perikanan nelayan.

"Karena yang saya tahu dari tahun ke tahun, nelayan Anambas dan Natuna, tidak ada yang kaya. Atau hidupnya agak menengah ke atas. Sementara, hidup nelayan di sana itu rata-rata, menengah ke bawah, bahkan untuk menyekolahkan anak saja sulit," ujar T Said Arif Fadillah.

Editor: Dardani

KPU BATAM

KPU BATAM

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit