BATAMTODAY.COM, Batam - Sejumlah wisatawan mengeluhkan aktivitas ilegal pungutan liar (pungli) parkir di Jembatan Barelang. Salah satunya dikeluhkan Anita, wisatawan asal Jakabaring, Palembang.

Anita mengaku sangat kecewa karena harus merokok kocek yang cukup dalam saat memberhentikan kendaraannya di seputaran Jembatan 1 dan 2 Barelang, Kota Batam.

"Saya bingung penarikan uang parkir di Jembatan Barelang. Saya berhenti di Jembatan 1 ditagih Rp 10 ribu dan saya berhenti Jembatan 2 ditagih lagi," keluh Anita beberapa waktu lalu.

Bahkan kata dia, petugas yang mengutip parkir dirinya tidak seperti petugas yang diutus dari lembaga atau pemerintah. Pasalnya petugas tersebut tidak menggunakan seragam atau identitas yang jelas. Hanya membawa selembar karcis berwarna merah yang mengatas namakan warga tempatan.

"Apa pungutan parkir di Jembata Barelang ini di benarkan pemerintah?. Tapi kenapa petugas parkirnya berpakaian pereman," kesalnya.

Dia mengaku merasa tak nyaman dengan pungutan tersebut. Pasalnya, sebagai seorang traveling dirinya baru kali ini menemukan hal itu.

"Saya sudah berkeliling di beberapa daerah di Indonesia, baru kali ini saya menemukan hal seperti ini. Oknum-oknum ini yang membuat Batam itu dicap jelek," ujarnya.

Dari pantauan di lapangan, seorang pria dengan mengendarai sepeda motor Honda Bead warna hitam BP 2316 DR mendatangi setiap pengunjung yang berhenti di seputaran Jembatan 1 sampai 3.

Pria itu mengatasnamakan warga tempatan dan mengenakan parkir kendaraan roda dua Rp 5 ribu sekali berhenti dan Rp 10 ribu untuk kendaraan roda empat.

"Kami penduduk tempatan abang. Semua pengunjung kita tarik parkirnya," kata pria tersebut saat menagihkan parkir ke awak media.

Editor: Yudha