logo batamtoday
Selasa, 23 April 2024
JNE EXPRESS


Menguak Misteri Kelapa Bercabang Tujuh di Jembatan Barelang
Jum'at, 27-05-2016 | 08:00 WIB | Penulis: Harun Al Rasyid
 

Inilah penampakan pohon kelapa bercabang tujuh yang dijaga sepasang ekor ular di Jembatan Empat. (Foto: Harun Al Rasyid)

 

POHON kelapa usia puluhan tahun ini tumbuh tak wajar, bercabang tujuh. Diyakini, pohon ini dijaga oleh sepasang ular jelmaan puteri yang bertujuh setengah manusia dan setengah ular. Bahkan, ada orang yang bertapa selama tujuh hari di situ. Apa saja misteri di seputar kelapa bercabang tujuh itu? Berikut liputan wartawan BATAMTODAY.COM, Harun Al Rasyid Leutuan.

 

Pohon kelapa aneh itu tumbuh di Kampung Belongkeng, Kelurahan Rempang Cate, Kecamatan Galang, Batam. Dari arah Kota Batam, butuh waktu hampir 1 jam, jaraknya sekitar 20 kilometer.

Posisi kampung ini berada diantara batas Jembatan Empat dan Jembatan Lima Barelang Batam. Persis di pinggir jalan sebelah kiri. Di sana terdapat plang nama dengan tulisan, "Kampung Belongkeng, Wisata Kelapa Tujuh". Dari persimpangan tersebut, masih membutuhkan sekitar 5 sampai 7 menit lagi untuk sampai ke lokasi pohon misterius tersebut.

Menurut penuturan warga sekitar, pohon kepala bercabang tujuh ini, unik sekaigus misterius. Karena disebut bentuknya yang jauh berbeda dengan pohon kelapa pada umumnya. Bahkan, karena bentuknya yang unik banyak yang menyebut pohon kelapa itu aneh.

Bagaimana tidak, pohon kelapa yang biasanya hanya mempunyai 1 batang, tapi yang ada di Kampung Belongkeng malah tumbuh dengan tujuh cabang. Menurut, Abdurrahman (78) tokoh masyarakat Kampung Belongkeng, pohon ini berasal dari 1 biji bibit tunas. Akan tetapi, lamban laun, kata Abdurrahman muncul dan tumbuh dengan sendirinya batang pohon lain mengelilingi tunas itu.

"Kita merasa aneh saja. Mana mungkin kelapa bercabang 7, tapi itulah kenyataanya. Mau bilang apa, kenyataanya begitu," kata Abdurrahman saat di temui BATAMTODAY.COM, Selasa (24/5/2016).

Abdurrahman menceritakan, asal muasal tumbuhnya pohon ajaib ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu. Umurnya pohon ini sama dengan pertama kali dibukanya Kampung Belongkeng sebagai tempat tinggal oleh warga.

Adalah Arianto pemilik kelapa bercabang tujuh ini. Mulanya, tutur Abdurrahman, Arianto hanya menggantung bibit kelapa sebanyak 2 buah di sebuah kayu tepat di samping rumahnya. Seperjalanan waktu, tiba-tiba tumbuh dua tunas kelapa secara bersamaan di salah satu bibit kelapa itu. Merasa heran, pemiliknya memisahkan kepala tersebut dan menanamnya di samping rumah.

"Awalnya disemai kelapa itu, cuma cara semainya sederhana hanya di gantung begitu saja. Nah, pas di lihat kok tumbuh cabang dua, makanya di tanah disitu saja," tuturnya.

Lamban laun, tidak hanya dua cabang yang tumbuh pada buah kelapa bibit ini. Di samping kiri dan kanan muncul tunas-tunas baru secara hampir bersamaan hingga menjadi tujuh bagian. Merasa ada yang janggal, warga sekitar berbondong-bondong datang melihat secara langsung dan kemudian disebut, Kelapa Tujuh.

Keanehan bentuk kelapa ini tak sampai di sini. Ketika muncul tunas baru pada bagian tengah, warna daun kelapa malah berubah menjadi dua warna yaitu putih dan kuning. Padahal sejatinya, daun kelapa itu berwarna hijau.

Namun sayang, kata Abdurrahman, sekitar tahun 2011 lalu, pucuk daun kelapa berwarna aneh ini di cabut oknum tak dikenal. Sejak saat itu, pada bagian tengah kelapa ini tak lagi tumbuh tunas yang baru. Perlahan-lahan hilang dan tinggal tujuh batang saja hingga saat ini.

"Yang warna lain itu sudah dicabut orang, jadi mati dia. Padahal bagus warnanya, lain dari yang lain," kata Abdurrahman.

Sejak hilangnya 1 pohon kelapa itu, berbagi mitos aneh mulai muncul dan jadi perbincangan warga Kampung Belongkeng. Mulai dari cerita mistis, keanehan, hingga pada cerita yang berada di luar akal sehat.

Cerita yang berhembus dari mulut ke mulut dan sampai ke telinga salah satu warga Tanjunguma, Batuampar. Pria yang enggan disebutkan namanya itu pun bertapa tempat di samping kelapa bercabag tujuh itu selama 7 hari.

"Sudah beberapa bulan belakangan ini dia bertapa di situ. Saya tanya alasannya, dia menjawab hanya pengen cari pengalaman saja. Yah sudah tak apa," tutur Abdurrahman sambil menunjuk ke arah tempat pertapa.

Sementara itu, menurut penuturan beberapa warga lain, pernah suatu ketika tempat ini didatangi dua ekor ular berukuran sedang dengan corak putih dan kuning, sama dengan warga kelapa bercabang tujuh tersebut. Kedua ekor ular ini memang tidak menggangu warga. Namun kehadirannya dianggap sebagai jelmaan puteri cantik yang sebagian tubuhnya berbentuk ular.

"Kata orang-orang sini, ada penghuninya. Setengah manusia, setengahnya ular. Cuma itu kan mitos saja," kata Aspa salah satu warga.

Menurut Aspa, keberadaan ujar itu hanya diketahui oleh orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan khusus. Menurut orang-orang pintar, lanjut Aspa, sebenarnya ujar itu sebanyak 7 ekor. Jumlah ini menandakan keberadaan pohon kelapa yang bercabang 7. "Kalau secara logika kadang diterima, kadang tidak. Namanya cerita mistis, yah begitulah," pungkasnya.

Editor: Dardani

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit