logo batamtoday
Jum'at, 19 April 2024
JNE EXPRESS


DPR Berharap Jokowi Segera Terbitkan Perppu Atasi Depresiasi Rupiah
Jum'at, 28-08-2015 | 07:45 WIB | Penulis: Surya
 
Anggota Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun dari Fraksi Partai Golkar  

BATAMTODAY.COM, Jakarta - DPR RI berharap Presiden Joko Widodo (JokowiY segera menerbitkan Perppu bagi Bank Indonesia (BI) dalam upaya mengatasi depresiasi keterpurukan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar.


Nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah menembus angka Rp 14.000 per dollar AS dalam beberapa hari terakhir ini.

“Kalau perlu Presiden terbitkan Perppu bagi BI, supaya tidak terjadi negara dalam negara. Rupiah terkulai karena otoritas terlau mengedepankan indepensi lembaganya, jangan independen dalam hal tujuan,” kata Muhammad Miskbakhun, Anggota Komisi XI DPR, dalam Dialektika Demokrasi 'Dollar Tekuk Rupiah' di Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Menurut Misbakhun, seharusnya BI menempuh kebijakan yang mampu mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Namun faktanya kebijakan yang telah dilakukan oleh BI membuat rupiah semakin dan semakin terpuruk. 

“BI mengatakan selalu hadir di pasar, tetapi kehadiran BI di pasar justru membuat nilai rupiah stabil di angka Rp 14 ribu. Kalau seperti ini dengan kewenangan dari undang-undang bagi BI ini jadi pertanyaan kita semua?” ujar Misbakhun.

Sebaliknya, Misbakhun menuding BI justru kerap mendapatkan keuntungan dari jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 

“Setiap rupiah jatuh untung BI selalu gede. BI itu pembayaran pajak terbesarnya dari keuntungan valas. 2014 saja keuntungan valas BI Rp 50 triliun,” ujar Misbakhun.

Politisi Partai Golkar di Komisi XI DPR ini menilai sudah nyaman bertengger di angka 14 ribu rupiah. Namun apakah angka itu sudah jaminan?

Menurut Misbakhun tidak pasti juga, sebab ketidakpastian justru merupakan salah satu ciri sistem perekonomian Indonesia.
 
"Sepertinya di 14 ribu ini rupiah sudah nyaman. Apakah ini sudah jaminan? Kembalikan saja ke sistem perekonomian kita," katanya.

Depresiasi rupiah, kata Misbakhun, cerminan dari pondasi ekonomi Indonesia yang tidak kuat. "Pertanyaannya, siapa yang paling bertanggungjawab menjaga stabilitas rupiah bertengger di angka 14 ribu rupiah ini?" ujar Misbakhun.

Mengacu kepada APBN Perubahan 2015 dan RAPBN 2016, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ada pada kisaran 12 ribu rupiah. "Itu sudah jadi kesepakatan DPR bersama pemerintah," ungkapnya.

Tapi kesekapatan tersebut, menurut Misbakhun, sulit untuk direalisasikan karena BI sebagai satu-satunya institusi pengawas valuta asing terkesan tidak menjalankan tugas secara baik.

"Bank Indonesia hanya mengeluarkan pernyataan selalu hadir di pasar. Tapi kehadiran BI di pasar ternyata untuk membuat rupiah stabil di angka 14 ribu rupiah," pungkasnya. 


Editor: Surya

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit