BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepolisian, Disperindag dan Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang menyatakan belum ada temuan beras sintetis yang dioplos dengan beras biasa di kota tersebut menyusul adanya dugaan hal tersebut dari keluhan warga di Tanjungunggat.
Pernyataan ini disampaikan setelah sejumlah pihak terkait, setelah dilakukan penyelidikan serta pengujian secara kasat mata, atas dugaan pengoplosan beras sintetis yang dioplos dengan beras biasa.
Hal itu dikatakan Kapolres AKBP Dwita Kumu Wardana, Kepala Dinas Kesehatan Ahmad Yani, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Suyatno, dalam konferensi pers kepada sejumlah wartawan di Mapolres Tanjungpinang, Selasa (26/5/2015).
Dwita mengatakan, dari penyelidikan dengan memeriksa pembeli, penjual dan agen distributor beras yang menyebabkan warga Tanjungunggat mengalami sakit perut serta ‎invetigasi dan pengambilan sample pada 13 jenis beras dari sejumlah tempat di Tanjungpinang, termasuk beras yang dibeli dan dijual pedagang dan agen distribusi, tidak ditemukan mengandung beras sintetis.
"Hal ini dibuktikan dengan tes sample, melalui pengamanan dan pengambilan sejumlah barang bukti beras, bulir dan polanya yang khas, perendaman beras yang tidak ada menambang, dibakar tidak meleleh, warna yang cenderung putih susu, serta ketika diperiksa dengan akan tampak debu dan serbuk," kata Dwita.
Sementara Kepala Disperindag Kota Tanjungpinang Suyono, mengatakan, dari pelaksanaan sidak dengan cara mengambil sample di sejumlah toko dan agen, hingga saat ini barang yang beredar di Tanjungpinang belum ditemukan beras sintetis yang dioplos dengan beras biasa.
"Dalam menyikapi isu peredaran beras oplosan sintetis ini, kami dari Disperindag ‎juga telah melakukan sidak dan pengambilan sample beras dari sejumlah toko dan gudang, termasuk dari salah seorang warga yang komplain. Dan dari pemeriksaan kami, tidak ditemukan adanya beras sintetis yang dioplos dengan beras biasa di Tanjungpinang," kata Suyatno.
Sebagai langka antisipasi, tambah Suyatno, Pemerintah Kota Tanjungpinang juga melakukan koordinasi dengan membentuk tim terpadu yang melibatkan Kepolisian, Disperindag, serta instansi vertikal lainya, termasuk BC untuk mencegah peredaran beras yang meresahkan warga ini.
Sementara dalam uji secara kasat mata dan melalui pengamatan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Ahmad Yani, mengatakan belum ditemukan adanya ciri-ciri beras sintetis yang dicampur dengan beras biasa di Tanjungpinang.
Pengujian sendiri dilakukan, melalui wadah, memasukkan beras ke dalam air yang tidak mengapung, pengamatan pola bulir beras yang lebih khas, dan sampel beras yang diuji mudah patah dan dibandingkan beras sintetis cenderung lentur.
"Selain itu, juga dilakukan pembakaran beras yang memang ditemukan gosong dan tidak meleleh, demikian juga corak warna, yang terlihat putih susu, karena kalau beras sintetis cenderung bening, dan saat tangan dimasukan pada beras yang ada di karung sampel, cenderung berdebu dan memiliki serbuk," jelasnya.
Dari uji terhadap sampel yang dilakukan, tambah Kapolres, hingga saat ini belum ditemukan keidentikkan, pola, warna, dan corak, serta bentuk atas adanya beras sintetis yang dicampur dengan beras biasa.
"Atas dasar ini, kami menyatakan, agar warga tidak resah dan panik dengan isu peredaran beras sintetik yang dioplos ini, karena melalui tim terpadu ini yang dibentuk dalam melakukan pemeriksaan setiap dalam satu minggu sekali," ujar Kapolres.
Dengan dilakukannya pengujian ini, Polisi menyatakan, baik saksi maupun penjual dan agen penjual beras, dinyatakan tidak ada masalah.
Editor: Dodo
