Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Yoga Buanadipta Ilafi, saat dihubungi pewarta, mengatakan, mayat Amar ternyata bukan ditemukan oleh petugas sekuriti hotel, melainkan diberitahu oleh keempat rekannya yang kemudian melarikan diri.

"Empat orang yang kita amankan ini rekan korban. Mereka yang melaporkan ke sekuriti kalau temannya terbaring di lobi karena sakit dan overdosis," kata Yoga, Sabtu (25/4/2015) siang.

Dijelaskan Yoga, setelah membaringkan Amar di lobi, Samawanan Kupusami, Masturizam bin Mardan, Goh Song Chew dan Kalitazan Meganatan, kemudian mendatangi chief sekuriti hotel. Begitu petugas sekuriti mengecek ke lobi, keempat orang tersebut langsung menghilang.

"Mereka langsung menghilang setelah memberitahu pihak hotel. Makanya pihak hotel langsung menghubungi polisi. Setelah dilakukan olah TKP, ternyata mayat tersebut terindikasi dibunuh, makanya dilakukan pengejaran," tambahnya.

Untuk pengejaran itu tambahnya, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polair, Syahbandar, Imigrasi, pihak pelabuhan dan instansi terkait lainnya, sehingga keempat orang tersebut berhasil diamankan.

"Kita masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap para terduga pelaku pembunuhan ini," tuturnya.

Sementara itu, informasi yang didapat pewarta, Amar dan keempat temannya yang diamankan tersebut merupakan mafia narkoba di Malaysia. Namun saat ditanyai, Yoga belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena masih dalam penyelidikan.

Sebelumnya, Amar Aswan, seorang pria warga Malaysia, ditemukan tergeletak di atas troli di depan pintu masuk BCC Hotel, Jumat (24/4/2015) pagi.

Mayat tersebut ditemukan sekitar pukul 05.25 WIB. Kemudian petugas hotel membawa mayat itu ke dalam lobi dan sekitar satu jam kemudian dibawa polisi ke Rumah Sakit BP (Otorita) Batam.

Berkat rekaman CCTv dan olah TKP yang dilakukan, polisi langsung mengetahui sekelompok orang yang diduga membunuh korban dan langsung melakukan pengejaran.

Editor: Dodo