BATAMTODAY.COM, Batam - Setelah sempat menyandera kapal pengisap pasir laut bernama Gunung Mas 88 selama 9 jam, warga akhirnya melepas kapal tersebut Rabu (28/1/2015) tengah malam.

"Jam 12 malam (24.00 WIB) kami sudah meninggalkan kapal setelah adanya komunikasi yang difasilitasi oleh Kapolsek Nongsa (Kompol Arthur Sitindoan) di atas kapal bersama manajemen perusahaan yang diwakili kapten kapal," kata sumber kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (29/1/2015).

Kapolsek Nongsa Kompol Arthur Sitindoan membenarkan hal itu dan menurutnya setelah ia bersama anggotanya turun ke perairan Ngenang pukul 21.45 WIB, aksi dapat dihentikan. 

"Kurang lebih 2 jam saya berada di atas kapal, warga menerima untuk turun dari kapal setelah ada perjanjian kedua belah pihak yang akan diselesaikan kembali pada Kamis (28/1/2015)," ujarnya. 

Ia menjelaskan, awalnya kapal pengisap pasir bernama Gunung Mas 88 tersebut sedang lego jangkar di sekitar perairan Ngenang. Masyarakat nelayan, tambahnya mengetahui kapal tersebut warga kemudian menduduki  hingga ada penjelasan maksud dan tujuannya berada di sekitar Pulau Ngenang. 

"Pihak kapal mengaku bahwa meraka baru mau survei lokasi untuk aktivitas penyedotan pasir di perairan sekitar. Dan selama ini pula belum menyosialisasikan kepada masyarakat sekitar atas kegiatannya," jelasnya. 

Ratusan warga Kecamatan Nongsa dikabarkan menahan satu unit kapal penyedot pasir laut sejenis kapal tanker bernama Gunung Mas 88 di perairan Pulau Ngenang, Kelurahan Ngenang, Kecamatan Nongsa, Rabu (28/1/2015) pukul 14.30 WIB. 

Ratusan warga yang menahan kapal khusus penyedot pasir laut tersebut terdiri dari nelayan Pulang Ngenang dan sekitar seperti Nelayan Teluk Nipah. Hingga saat ini pukul 21.00 WIB warga masih menduduki kapal itu.

Editor: Dodo