BATAMTODAY.COM, Batam - Sebanyak 308 orang pekerja baik permanen maupun kontrak di PT Yee Wo Indonesia terlantar. Pemilik perusahaan kabur terhitung sejak 12 Januari 2015, sebelum membayar kewajibannya kepada buruh.

Sejak diketahui kabur, ratusan buruh tak lagi melakukan aktivitas produksi. Selain menelantarkan buruh, pengusaha asal Tiongkok itu juga membawa beberapa aset penting dari perusahaan tersebut.

"Sejak November 2014, indikasi akan kabur sudah ada. Tapi, tak ada tindakan dari Pemerintah," kata Febri, bidang Advokasi Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Batam, Rabu (21/1/2015) siang di Kantor DPRD Batam.

Pria yang ditemani beberapa rekannya itu menambahkan, kondisi saat ini di perusahaan sama sekali tidak ada aktivitas produksi. Tetapi, para buruh itu masih tetap datang ke perusahaan yang terletak di Kawasan Tunas Industri, Batam Center untuk melakukan penjagaan aset.

"Kami takut aset yang masih ada di dalam dibawa kabur. Sampai sekarang masih kami jaga," ujarnya.

Selain berharap solusi dari Pemeriantah Batam, lanjut Febri, buruh di Pt Yee Wo Indonesia juga menginginkan DPRD Batam membantu buruh memperjuangkan hak-haknya.

Dari 308 buruh di perusahaan itu, 284 orang berstatus permanen, dan 24 orang status kontrak. Sesuai hitungan para buruh itu di bulan Desember 2014, hak-hak yang harus dibayar perusahaan sebesar Rp12 miliar.

"Bulan ini kami belum gajian, tentu yang harus dibayar lebih besar lagi dibanding hitungan pada bulan Desember 2014, lalu. Pemerintah Batam harus bertanggungjawab," tutupnya.

Editor: Dodo