logo batamtoday
Jum'at, 19 April 2024
JNE EXPRESS


Agar Susi Tak Kecolongan Lagi
Jum'at, 09-01-2015 | 11:44 WIB | Penulis: Saibansah Dardani
 
Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan. (Foto: Metro TV)  

Selalu ada mafia di mana-mana. Apalagi, dalam dunia hukum dan peradilan. Bahkan, sampai seorang Susi Pudjiastuti pun dibuat geram oleh ulah para mafia itu. 

GERAM. Itu yang dirasakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat mengetahui, kapal asing pencuri ikan di lautan Indonesia, dilelang di Aceh. Yaitu, 4 buah kapal berbendera Thailand yang dilelang dengan harga jauh di bawah nilainya. Pemenangnya adalah pengusaha asal Muara Baru Jakarta, Hendri. 

Bagaimana tidak geram, kapal berbobot mati 200 gross ton itu seharga Rp800 juta itu hanya dilelang seharga rata-rata Rp100 juta saja. Yaitu, Kapal Ulam 5 dibandrol seharga Rp127 juta, Kapal Ulam 7 Rp96 juta, Kapal Ulam 9 Rp104 juta dan kapal terakhir dibandrol Rp136,5 juta. Keempat kapal tersebut ditangkap saat mencuri ikan di laut Indonesia tahun 2014 lalu. "Saya minta tinjau ulang PK-nya," tegas pengusaha perusahaan airlines Susi Air itu, Senin, 5 Januari 2015 lalu. 

Memang, sudah diprediksi banyak orang, manuver Susi yang keras melawan para pencuri ikan di laut Indonesia itu akan terbentur tembok. Sebab, kegiatan kapal-kapal asing pencuri ikan di lautan Indonesia itu sudah berlangsung puluhan tahun. Selama ini, mereka sudah memiliki jalur "pengamanan" sendiri. Sehingga, mereka pun bebas melakukan kegiatannya mengeruk triliunan rupiah dari laut Indonesia itu. 

"Tembok" yang menghadang Susi terbentang di mana-mana. Termasuk, di jaringan proses lelang kapal-kapal berbendera asing tangkapan tersebut. Memang, mafia tak ada matinya di negeri ini. Sampai kapan pun. Semakin dibunuh, semakin tubuh. Ibaratnya, mati satu tumbuh seribu. Untungnya, Susi Pudjiastuti adalah seorang "super woman", perempuan tangguh. Bagaimana tidak, untuk menghadapi hambatan ombak dan angin perairan Natuna yang garang di bulan November 2014 lalu, Susi tak mundur. 

Menggunakan jet pribadinya berlogo Susi VIP, wanita bertato indah itu mendarat di Bandara Ranai Kabupaten Natuna, Sabtu, 15 November 2014 siang hari. Pendaratan ini adalah lanjutan dari penerbangannya setelah mendarat di Pontianak. Hanya 15 menit di Ranai, Susi terbang lagi. Baginya, bicara to the point dengan Bupati Natuna, Ilyas Sabli, bersama unsur FKPD dan Panglima Armada Kawasan Barat (Pangarmabar) TNI AL, Laksda TNI Widodo dan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Suhardi Alius, sudah cukup. Daripada berbusa-busa berjam-jam tapi tak ada hasil. 

Seperti bos-nya, Presiden Jokowi yang gemar blusukan, Susi pun begitu. Tapi, sesuai dengan tupoksi-nya, Menteri Susi pun melakukan kegiatan blusukannya ke Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna dengan perjalanan darat selama satu jam. Kemudian disambung dengan dengan kapal fiber. Sesampainya di Pulau Tiga itu, ia menyambang kantor Satun Kerja (Satker)  PSDKP di area tersebut. 

Melihat sepak terjang Susi menjaga kedaulatan lautan Indonesia, wajar jika wanita setangguh Susi pun geram. Bagaimana tidak, hasil tangkapan kapal-kapal pencuri ikan di laut itu pun juga "dicuri" oleh anak bangsa sendiri. Seharusnya, kas negara bisa bertambah significan dengan hasil tangkapan tersebut. Itulah makanya, bagi Susi, lebih baik kapal-kapal pencuri ikan itu dikubur saja di dasar laut, dijadika rumpon, rumah bagi ikan-ikan. *

Saibansah Dardani, Redaktur Senior BATAMTODAY.COM dan Sekretaris PWI Kepri

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit