BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Seorang marketing freeelance, Samidan, mengakui telah menerima Rp400 juta dari Rp1,2 miliar fee proyek Rutan Batam di Tembesi, yang dimenangkan PT Mitra Prabu Pasundan melalui pengaturan dan pemasukan dokumen penawaran lewat LPSE. 

Hal Itu dikatakan Samidan selaku saksi dalam sidang lanjutan dugaan tindak pidana korupsi pembangunan Rutan Batam, Selasa (16/12/2014). 

"Saya diberikan Rp400 sebagai fee, dari penyiapan hingga memasukkan dokumen penawaran PT Mitra Prabu Pasundan ke LPSE," ujar Samidan di Pengadilan Tipikor Tanjungpinang.

Selain memasukkan dokumen penawaran, Samidan bersama Gugun yang merupakan adik kandung terdakwa Asep Gustaman Nur, juga mengaku mempertemukan Asep dengan Ari Nurcahyo selaku pelaksana pekerjaan proyek Rutan Batam. 

"Yang mempertemukan Pak Asep dan Ari Nurcahyo, saya dan Gugun. Pertama dihubungi melalui ponsel. Selanjutnya kami pertemukan mereka di Jakarta," kata dia.

Penerimaan fee proyek, dikatakan Samidan melalui perintah Asep atas pelaksanaan pembayaran termin uang muka 20 persen dari nilai proyek. 

"Yang ambil cek dan mencairkannya, kami atas perintah pak Asep. Pencairan dikucurkan melalui rekening PT Mitra Prabu Pasundan lalu ditransfer ke CV Duta Nusantara, selanjutnya saya menemui pak Ari Nurcahyo," jelas Samidan. 

Mengenai kesepakatan pemberiaan pekerjan dari PT Mitra Prabu Pasundan ke CV Duta Nusantara, menurut Samidan hal itu dilakukan karena PT Prabu mengaku tidak sanggup melaksanakan pekerjaan, saat tender dimenangkan. 

Sebelumnya, Kejaksaan Tinggi Kepri telah menetapkan dua tersangka dalam korupsi proyek pembangunan Rutan Batam yang menelan dana Rp15 miliar tahun 2013 kedua tersangka tersebut masing-masing Abdul Muis selaku PPK dan Asep Gustaman Nur selaku kontraktor dan direktur PT Mitra Prabu Pasundan.

Editor: Dodo