BATAMTODAY.COM, Batam - Kamdani (35), warga sipil yang menjadi korban peluru nyasar saat bentrok antara anggota Yonif 134 Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepri, pekan lalu, akhirnya bernafas bisa lega setelah dirinya bisa pulang dari RSOB-BP Batam sekitar pukul 18.00 WIB, Kamis (27/11/2014) sore tadi.

Pria buruh bangunan itu pulang setelah Kepala SDIT Harapan Insani di Tembesi, Suharmanto, mendatangi kasir rumah sakit dan menegosiasikan agar korban peluru nyasar itu bisa meninggalkan RSOB-BP Batam.

Suharmanto menyebutkan, negosiasi antara dirinya dengan pihak rumah sakit berlangsung alot sejak pukul 12.30 WIB siang. Dirinya harus membuat surat pernyataan tertulis, yang menyebutkan biaya perobatan Kamdani ditanggung pemerintah.

"Setelah kita bernegosiasi ke pihak rumah sakit dengan menguras waktu yang sangat lama, ahirnya Kamdani diperbolehkan pulang setelah saya buat surat pernyataan tertulis," ujar Suharmanto kepada BATAMTODAY.COM.

Dia menyebutkan, tertahannya Kamdani di rumah sakit itu lantaran tagihan biaya perobatan sebesar Rp17 juta belum ada yang membayar. Padahal, sebelumnya Wali Kota Ahmad Dahlan dan petinggi TNI menyatakan biaya perobatan warga sipil itu mereka yang menanggung.

"Buktinya selama seminggu tidak ada yang urus biaya administrasi dari aparat maupun pemerintah. Wali Kota Batam juga hanya menyatakan penanggungan biaya hingga sembuh secara lisan tidak ada secara tertulis, jadi pihak rumah sakit tidak boleh memperbolehkan pulang," ujarnya.

Meskipun Kamdani sudah keluar dari rumah sakit, Suharmanto masih bingung terkait pernyataan Dahlan yang akan bertanggung jawab mengenai biaya perobatan Kamdani hingga sembuh total.

"Karena tadi pihak rumah sakit menyatakan kalau rawat jalan itu harus melakukan komunikasi dengan pemerintah, dikarenakan biaya berobat jalan beda dengan biaya rawat inap," pungkasnya.

Editor: Dodo