logo batamtoday
Jum'at, 19 April 2024
JNE EXPRESS


Warisan Terindah SBY untuk Kepri
Jum'at, 07-11-2014 | 08:17 WIB | Penulis: Saibansah Dardani
 

 

Sebelum lengser, Presiden SBY meninggalkan warisan indah untuk Kepri. Warisan itu adalah Yonif 10 Marinir SBY. SBY? Ya, SBY, Satria Bhumi Yudha!

SELASA, 4 November 2014, masyarakat Batam menjadi saksi pendaratan 602 orang prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 10 Marinir Pulau Setokok, yang memiliki semboyan Satria Bhumi Yudha (SBY). Mereka adalah pasukan khusus TNI Angkatan Laut (AL) kebanggaan anak bangsa yang dipersiapkan untuk mempertahankan pertahanan wilayah perbatasan di Provinsi Kepri. 

Mereka berangkat naik Kapal Republik Indonesia (KRI) Surabaya-591, lengkap dengan  8 kendaraan tempur jenis tank, antara lain Tank BMP 3F sebanyak 2 unit, Tank LVT 7 sebanyak 2 unit, RM 70 Greed sebanyak 2 unit dan Tank BVP 2 dua unit, serta belasan kendaraan tempur lainnya. Di bawah komando Letkol (Mar) Kresno, komandan mereka, pasukan marinir itu pun melakukan kirab menuju Pulau Setokok. Kresno adalah perwira pasukan khusus yang pernah bertugas di Detasemen Jalamangkara dan pernah menjabat Komandan Yonif-4 Marinir Brigif-2 Marinir di Cilandak Jakarta Selatan.

Yonif 10 Marinir Pulau Setokok memiliki semboyan Satria Bhumi Yudha alias SBY yang bermakna, prajurit laut yang gagah berani yang selalu siap sedia berperang di darat maupun di laut dengan tujuan untuk menjaga setiap jengkal tanah air. Batalyon perbatasan ini dibangun di atas lahan seluas 37 hektar. Lengkap dengan sejumlah fasilitas, mulai dari markas batalyon, balai prajurit, helipad, mess perwira, mess bintara, mess tamtama, rumah dinas, garase angkutan dan rantis, bangunan markas kompi, barak kompi, dapur, lapangan apel, fasilitas olah raga, balai pengobatan, lapangan tembak dan sarana ibadah. 
Yonif-10 Marinir ini juga memiliki bendera perang bergambar "Pedang Jenawi", senjata tradisional khas Melayu. Ini adalah bentuk penghormatan marinir terhadap budaya masyarakat Kepri. Pedang Jenawi adalah senjata berbentuk lurus panjang dan digunakan dengan dua belah tangan. Mata Pedang Jenawi terbuat dari besi kualitas baja, hulunya terbuat dari tembaga, panjang bisa mencapai satu meter. Keunggulan Pedang Jenawi adalah bisa ditebaskan ke kiri dan ke kanan. Selain itu, juga dapat menjadi tombak yang diarahkan ke depan. Dengan demikian Pedang Jenawi dapat memberikan ancaman dari tiga arah. 

Pedang Jenawi ini dipakai oleh para panglima perang kerajaan di bumi Melayu dalam pertempuran melawan Portugis dan Belanda. Tidak sembarangan prajurit yang bisa memegang Pedang Jenawi itu. Orang yang memegang harus handal dalam bersilat, juga zuhud dalam menjalankan syariat Islam. Karena itu langkahnya selalu dipandang oleh anak buahnya, bukan langkah sembarangan tapi langkah yang meminta Ridha pada Allah SWT, ia bahkan shalat dua rakaat sebelum membawa Pedang Jenawi ke medan tempur.

Begitulah, Yonif 10 Marinir SBY Pulau Setokok itu. Hadir untuk memperkuat pertahanan republik di perbatasan Provinsi Kepri. Sebelum ditempatkan di Pulau Setokok, para prajurit Yonif 10 Marinir itu sudah mendapatkan pembekalan mengenai berbagai hal tentang Kepri. Mulai dari situasi keamanan, potensi ancaman dan teror, sampai dengan mempelajari kebudayaan Melayu. Singkatnya, mereka benar-benar telah mempersiapkan diri untuk menjadi garda terdepan pertahanan republik di perairan Kepri. 

Peletakan batu pertama pembangunan Markas Yonif 10 Marinir ini dilakukan oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio pada 5 Juni 2013 lalu. Dan, 3 hari sebelum menyerahkan tampuk sejarah kepemimpinan kepada Presiden Jokowi, SBY pun menandatangani prasasti peresmian Yonif 10 Marinir di Akademi Militer Magelang, Jumat, 17 November 2014. 

Cerita pembentukan batalyon ini bermula pada Juni 2011 lalu, di Istana Negara, Jenderal SBY yang memberikan direktif kepada Komandan Korps Marinir Letnan Jenderal TNI (Marinir) Muhammad Alfan Baharudin tentang pentingnya mendirikan batalyon Marinir di sekitar Batam. Beberapa saat kemudian, ketika berada di atas Kapal Perang Republik Indonesia Diponegoro pada saat kunjungan ke Pos perbatasan Republik Indonesia - Singapura di Pulau Nipah, tanggal 25 Januari 2012, Jenderal SBY menetapkan Pulau Setoko sebagai lokasi Yonif 10 Marinir. 

Proses pembangunan batalyon mandiri ini bukan tanpa hambatan dan tentangan. Tapi "the show must go on", tidak ada langkah mundur soal kedaulatan bangsa. Akhirnya, semua rintangan itu pun berhasil dihalau para hantu laut itu. Dan sebuah warisan terindah SBY pun kini telah berdiri kokoh di Pulau Setokok. "Batalyon SBY, warisan SBY". 

Saibansah Dardani, Redaktur Senior BATAMTODAY.COM dan Sekretaris PWI Kepri

Ucapan Idul Fitri

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit