BATAMTODAY.COM, Tarempa - Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kabupaten Kepulauan Anambas menggandeng Lembaga Adat Melayu (LAM) setempat. Langkah itu dilakukan untuk menekan kekerasan terhadap anak.

Komisioner Bidang Klaster Perlindungan Khusus KPPAD Anambas, Enrico Hutapea, menilai hal ini merupakan langkah yang tepat bagi pihaknya untuk memberi pemahaman kepada masyarakat luas tentang tugas dan fungsi KPPAD kepada anak. Terlebih lagi pada saat seorang anak mengalami tekanan dari keluarga dan lingkungannya.

"Lagi pula kita tetap memberi peluang yang seluas-luasnya dalam penyelesaian secara kekeluargaan bila seorang anak mengalami kekerasan dari keluarga dan lingkungannya," ujar Enrico kepada pewarta di Pelabuhan Bukit Raya, Jumat (24/10/2014).

Ia menjelaskan, permasalahan kekerasan terhadap anak yang pernah terjadi di Anambas selalu diselesaikan dengan berdamai tanpa ada kepastian selanjutnya. Di samping itu KPPAD Anambas sendiri juga bekerja berdasarkan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak yang telah ditetapkan serta terdapat juga undang-undang yang mengatur seterusnya setelah melalui proses hukum.

"Nah, ini yang kami anggap penting untuk diketahui masyarakat luas. Selain itu bicara masalah penyelesaikan kekeluargaan, tak terlepas dari norma-norma yang berlaku di daerah, kan," ujar Enrico.

Ia juga tetap sependapat dengan kebiasaan-kebiasaan masyarakat Anambas yang menjunjung tinggi adat-istiadat dan budaya Melayu. Namun seiring berjalannya waktu, nilai-nilai tersebut perlahan mengikis. Bahkan untuk di kalangan remaja tak lagi begitu peduli dengan adat tersebut karena perkembangan global.

"Nah, melalui LAM inilah kita mencoba membangkitkan kembali nilai-nilai tersebut. Ketika masyarakat sudah memahami dan ada tokoh adat yang mengawasi, maka secara otomatis tingkat kenakalan remaja dan kekerasan terhadap anak akan menurun," harapnya. (*)

Editor: Roelan