BATAMTODAY.COM - PARA peneliti mengungkapkan, seledri mengandung senyawa yang menunjukkan aktivitas anti-tumor. Senyawa yang bernama apigenin tersebut diyakini efektif terhadap beberapa jenis kanker -termasuk pankreas, ovarium, hati, usus kecil, lambung, paru-paru dan payudara.
Dalam pembuahan, apigenin telah terbukti secara signifikan menghambat proliferasi sel kanker. Meskipun flavonoid ini hadir dalam berbagai buah-buahan dan sayuran, seledri merupakan sumber yang sangat kaya dengan senyawa tersebut.
Penelitian yang didanai oleh National Natural Science Foundation of China dan Amerika National Cancer Institute mengisolasi apigenin dan mempelajari efeknya pada pertumbuhan tumor. Untuk memulai, tim menyuntikkan sel kanker epitel ovarium (OVCAR-3) ke dalam ovarium tikus uji.
OVCAR-3 sel memiliki tumorigenicity kuat dan resistensi terhadap kemoterapi. Dalam waktu empat pekan pasca-implantasi, semua tikus memiliki tumor abdomen.
Ekstrak oral apigenin kemudian diberikan pada 75 mg/kg dan 150 mg/kg, yang masing-masing mewakili 0,025 persen dan 0,05 persen dari total harian asupan makanan tikus. Pada akhir penelitian, para peneliti menemukan bahwa pemberian apigenin secara oral (melalui mulut) "menghambat micrometastasis tumor ovarium dalam hati, paru-paru, usus kecil dan perut dalam derajat yang berbeda" dan menawarkan "pemikiran baru untuk apigenin dalam pencegahan kanker ovarium dan pengobatan di masa depan".
Sebuah studi di Molecular Cancer memiliki temuan serupa dengan kasus kanker pankreas. Hasil studi itu menunjukkan bahwa senyawa apigenin menangkap pertumbuhan sel kanker pankreas manusia dalam pembuahan dan juga "tampaknya memberi efek penghambatan pada perkembangan siklus sel di baris sel lain juga."
Apigenin juga menghambat kanker payudara secara agresif. Para ilmuwan di University of Missouri menemukan bahwa senyawa itu menyusutkan tumor payudara yang dirangsang oleh progestin hormon steroid.
"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan apigenin itu yang dapat diekstraksi dari seledri, peterseli dan banyak sumber alam lainnya, dan efektif melawan sel-sel kanker payudara manusia yang telah dipengaruhi oleh zat kimia tertentu yang digunakan dalam terapi penggantian hormon," kata penulis pembantu, Salman Hyder, profesor angiogenesis tumor dan ilmu biomedis, di University of Missouri, dalam siaran persnya.
Hyder percaya bahwa uji klinis terhadap manusia akan sulit.
"Salah satu masalah adalah, karena apigenin tidak memiliki target tertentu yang dikenal dalam sel kanker. Lembaga donor keberatan untuk mendukung penelitian. Juga, karena apigenin mudah diekstrak dari tanaman, perusahaan farmasi tidak akan mendapatkan keuntungan dari pengobatan itu. Makanya, industri tidak akan menghamburkan uang untuk meneliti sesuatu yang dapat tumbuh dengan mudah di kebun Anda," jelasny. (*)
Editor: Roelan
