Kepala Bidang Kebersihan DKP Batam, Yudi Admaji menjelaskan, pihaknya bekerjasama dengan ibu-ibu PKK untuk mengumpulkan sampah yang ada di tempat tinggal masing-masing.

"Jadi kalau sampahnya udah banyak dan ada sekitar satu pick-up, langsung kita jemput. Beratnya kira-kira satu tonan. Jadi masyarakat hanya menyiapkan sampah saja, yang jemput kami," ujarnya saat ditanyai wartawan sesaat setelah pengukuhan Ketua TP PKK Kecamatan, launching buku tabungan bank sampah dan pencanangan Gerakan Jalankan Dasawisma di lantai IV Pemko Batam, Kamis (17/10/2014).

Dia menjelaskan, di bank sampah, para ibu-ibu akan diajarkan cara mengolah sampah menjadi pupuk kompos. Dan untuk pengolahan kompos, masyarakat hanya diminta menyiapkan tempat. Sementara untuk sampah-sampah plastik, koran dan kaleng akan diolah di pabrik-pabrik yang sudah kerjasama dengan DKP.

"Hasil akan dikembalikan ke ibu-ibu. Hasilnya dalam bentuk uang. Sekarang ini ada 8 unit bank sampah. Total asetnya sampai September itu, Rp16 juta lebih. Paling tinggi itu dari PJB Asri Sagulung. Nasabahnya ada 170 orang," jelasnya.

Dia juga mengatakan, bagi masyarakat yang ingin mendirikan bank sampah, harus memiliki Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Dengan anggota minimal 20 orang.

"Kalau masyarakat yang mau mendirikan bank sampah tersebut, mareka harus mempunyai ketua, sekretaris dan bendahara, serta harus memiliki anggota minimal 2O orang," katanya

Kadis PMPKUKM, Febrialin menambahkan, ada beberapa aspek yang di peroleh dari bank sampah. Pertama dari lingkungan dan juga untuk ekonomi itu sendiri.

"Ini (bank sampah) mendorong masyarakat tetap menjaga lingkungan dan memilah sampah-sampah tadi. Kemudian aspek ekonominya. Jadi ada harga bagi masyarakat yang masuk dalam penabung bank sampah," ujarnya.

Editor: Dodo