"Kapolda Kepri dan Danrem setempat saat ini tengah melakukan investigasi. Jadi sudah ada tim gabungan yang dibentuk untuk memeriksa dan memastikan kronologis sampai tertembaknya anggota TNI itu," kata Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Karo Penmas Polri di Jakarta,  Senin (22/9/2014).

Boy mengatakan, kasus bentrokan antara anggota Polri dan TNI berawal saat anggota Ditkrimsus dan Gegana Brimob Polda Kepri melakukan penggerebekan gudang BBM jenis solar ilegal milik PT Bintang Abadi Sukses, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Batam. 

Lokasi solar ilegal yang diduga milik seseorang bernama Noldy (35) itu hanya berjarak atau kurang lebih 500 meter dari Markas Brimob.  Saat penangkapan itu, ada kesalahpahaman antara anggota Polri dan anggota TNI Yonif Tuah Sakti

"Ada provokasi terhadap situasi saat penggrebekan sehingga situasi gagal diamankan, sehingga menyebabkan baku tembak. Empat anggota TNI yang mengalami luka tembak di bagian kaki, oknum anggota Polri juga mengalami luka," katanya.

Polri, kata Boy, sedang melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah penembakan saat proses penegakan hukum itu sudah melalui tahapan sesuai prosedur atau justru ada penyimpangan.

"Untuk penegakan hukum, anggota Polri yang terlibat penembakan diperiksa bidang profesi dan pengamanan (propam)," katanya.

Mabes Polri, lanjutnya, akan memantau langkah hukum yang dilakukan Polda Kepri apa sesuai prosedur hukum yang berlaku agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.  

"Akuntabilitas dalam penegakan hukum itu akan dilihat, termasuk penggunaan senjata dalam penggrebekan. Kita akan pantau langkah hukum yang dilakukan Polda Kepri," katanya.  

Boy menambahkan, tadi malam Kapolda Kepri dan Danrem juga sudah sama-sama membesuk korban yang mengalami luka tembak.

"Mereka melihat proses penyembuhan dan operasi pengangkatan proyektil," ujarnya.  

 

Editor : Surya