BATAMTODAY.COM, Batam - Usai mengadakan aksi di Polresta Barelang dan kantor DPRD Batam, LSM Gebrak dan BEM Ibnu Sina juga mendemo di Kejari Batam menyoroti banyaknya penanganan perkara dugaan korupsi yang mengendap, Senin (22/9/2014).

"Banyak kasus korupsi yang mengendap. Termasuk kasus amdal lalin Dinas Perhubungan yang kabarnya telah dihentikan," kata Agung Wijaya, koordinator aksi dari LSM Gebrak.

Sementara, Rizky Firmanda, koordinator aksi dari BEM Ibnu Sina berharap agar Kejaksaan segera menuntaskan kasus tersebut sehingga tidak menambah panjang daftar perkara yang dipetieskan.

"Segera ditangani dan dituntaskan. Banyak kasus korupsi yang dibiarkan, usut tuntas kasus itu. Banyak kasus yang didiamkan oleh Kejari," tegas Rizky.

Ia menilai bahwa timbangan keadilan sebagai lambang kejaksaan telah berat sebelah. "Jangan kecewakan kami sebagai rakyat. Kejaksaan harus berpikir serius jangan hanya memikirkan 86 saja," harapnya.

Sementara Kasi Intel Kejaksaan Negeri Batam Dedy Fritz Rajagukguk yang menerima aksi demo mengatakan bahwa pihaknya tidak ada menghentikan kasus dugaan penyelewengan wewenang amdal lalin.

"Amdal lalin tidak ada dihentikan tapi masih didalami kasus suapnya," tegas Dedy. "Kami tidak menghentikan, kita perdalam," katanya lagi.

Bahkan ia memastikan, khusus perkara Amdal Lalin, pihaknya tidak ada main mata atau sengaja menghentikan kasus tersebut.

"Tidak benar kalau telah ada 86. Itu bisa kami pastikan. Kalau memang dugaan ada kecenderungan untuk memberikan izin sesuka hati kita tidak akan tinggal diam," ungkapnya.

Setelah itu, puluhan pengunjuk rasa dari LSM Gebrak dan BEM Ibnu Sina membubarkan diri dengan tertib.

Editor: Dodo