logo batamtoday
Kamis, 28 Maret 2024
JNE EXPRESS


Insiden Perkelahian Siswa, Sekolah Pelnusa Tolak Disebut 'Lepas Tangan'
Rabu, 17-09-2014 | 14:30 WIB | Penulis: Habibi
 
Kepsek SD Pelnusa, Riawati (paling kiri) beserta guru dan wali kelas Sl dan Ad, Miss Oni (paling kanan) saat memberikan keterangan seputar insiden perkelahian kedua muridnya.

 

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala SD Pelita Nusantara (Pelnusa) Tanjungpinang, Riawita Tabligh membantah tudingan Johan Liem yang mengatakan pihak sekolah 'lepas tangan' terkait insiden perkelahian yang terjadi antara Sl, anaknya, dengan teman sekelasnya berinisial Ad.

Riawita mengaku bahwa pihak sekolah menyelesaikan permasalahan antar kedua siswanya sesuai dengan prosedur kependidikan yang ada, dan IS pun langsung dibawa ke rumah sakit untuk diobati.

"Kita tidak ada lepas tangan, kita telah mendamaikan siswa, sekarang mereka telah akur kembali. Kita juga telah memfasilitasi kedua orang tua mereka untuk membicarakan secara baik-baik untuk selesaikan masalah kedua anaknya," ujar Riawita saat ditemui di sekolahnya, Jalan Basuki Rahmat, Rabu (17/9/2014).

Riawita mengaku cerita Johan tidak sesuai dengan yang ada di lapangan. Selain itu, dia menyebutkan bahwa permasalahan antara Sl dan Ad ini sebenarnya telah berakhir, hanya saja tinggal ego orangtua yang menjadikan permasalahan menjadi rumit.

Riawita menceritakan, permasalahan itu bermula ketika belajar Bahasa Inggris pada Jumat (5/9/2014), kedua siswa itu memang sudah cekcok mulut. Namun cekcok tersebut dapat diredam oleh guru yang mengajar. Namun, tidak diduga pada saat pulang sekolah, diduga masih kesal, Sl langsung memukul dada Ad hingga mengalami sesak nafas.

"Karena marah dipukul, Ad langsung membalas dan kena matanya yang mengakibatkan kacamata Sl pecah dan luka di pipinya," ujar Riawati.

Melihat kejadian itu, kata Riawita, wali kelas Sl, Mis Oni langsung membawanya ke rumah sakit dikarenakan ada darah yang mengalir di pipi sebelah kanan. Setelah agak sehat, Riawati mengagendakan mempertemukan kedua belah pihak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Awalnya semua sudah terima. Keluarga Sl sudah terima dan meminta ganti rugi kacamatanya seharga Rp650 ribu dan keluarga Anluis juga bersedia membayarkan. Tapi, orangtua Sl ini malah memarahi Ad dengan bahasa yang dinilai kasar, sehingga dari sanalah puncak pertengkaran antara kedua orang tuaini. Orangtua Ad akhirnya hanya mengganti uang sebesar Rp400 ribu saja, karena kesal katanya," ujar Riawati.

Permasalahan ini akhirnya semakin rumit ketika Johan mengadu kepada Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau. Padahal, kata Riawati, jika diselesaikan dengan baik-baik dan sabar hal ini tidak akan panjang, pasalnya saat ini kedua siswa juga telah akur dan telah saling tegur sapa.

"Yang salah dan mukul duluan juga si Sl, tapi yang besar-besarkan malah pak Johan," ujar Riawita.

Riawita juga mengaku kecewa dengan KPPAD yang mengatakan bahwa Sl masuk dalam kategori di-bully, padahal Sl puncak dari permasalahan antar kedua belah pihak tersebut.

"Tapi kepada pihak KPPAD telah kita ceritakan masalahnya dan mereka bersedia untuk memfasiltasi. Tapi sebelum itu kita akan coba untuk mempertemukan lagi kedua belah pihak ini agar diselesaikan secara kekeluargaan saja," ujar Riawati.

Editor: Dodo

KPU BATAM

KPU BATAM

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit