BATAMTODAY.COM, Den Hag - Pengadilan Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan peringatan terhadap Israel jika bersikeras untuk tetap menghancurkan desa warga Badui Palestina di Tepi Barat. Aksi penghancuran itu menurut ICC dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang.

Mahkamah Agung Israel baru-baru ini menolak banding terakhir terhadap rencana untuk menghancurkan Desa Khan Al-Ahmar yang ditempati etnis Badui.

Jaksa Penuntut ICC Fatou Bensouda mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis, evakuasi yang dilakukan dengan kekerasan tampaknya sudah semakin dekat.

"Kami memperingatkan, sebagai masalah umum, bahwa penghancuran rumah secara luas dan memaksa perpindahan penduduk di wilayah pendudukan merupakan kejahatan perang di bawah perjanjian Statuta Roma yang membentuk ICC," ujar Bensouda.

Israel mengatakan Khan Al-Ahmar dibangun secara ilegal dan menawarkan untuk memukimkan kembali penduduknya di wilayah yang jaraknya beberapa kilometer. Pejabat Palestina mengatakan, penghancuran desa bertujuan untuk mengusir warga Palestina, demi ekspansi permukiman Israel.

ICC telah melakukan penyelidikan awal sejak 2015 di wilayah Palestina, termasuk kebijakan permukiman Israel dan kejahatan yang diduga dilakukan oleh kedua pihak dalam konflik Gaza pada 2014. Israel bukan anggota ICC dan tidak menerima yurisdiksinya.

Namun, pasukan Israel dapat menghadapi dakwaan jika mereka dicurigai melakukan kejahatan di wilayah Palestina karena ICC telah menerima 'Negara Palestina' sebagai anggota.

Pernyataan tertulis Bensouda juga mengatakan dia khawatir dengan kekerasan yang terus berlanjut di perbatasan Gaza dengan Israel. Selama berminggu-minggu ini, kekerasan telah semakin meningkat di sepanjang perbatasan.

Sumber: Republika
Editor: Dardani