logo batamtoday
Jum'at, 29 Maret 2024
JNE EXPRESS


Catatan Assesor Kompetensi Wartawan Indonesia
Adu Nyali di Bekas Reruntuhan Hotel Ambacang Padang
Selasa, 16-01-2018 | 17:38 WIB | Penulis: Saibansah
 
Para penguji, pengurus PWI Sumbar dan peserta Uji Kompetensi Wartawan di Padang. (Foto: Ist)  

SETIAP menguji kompetensi wartawan di beberapa daerah, selalu ada hal menarik. Kali ini, saat menguji di Padang, bukan hanya para wartawan yang diuji, saya pun juga diuji, uji nyali! Yaitu, menginap di hotel tempat 200-an nyawa melayang dihantam gempa 30 September 2009 lalu. Seperti apa uji nyali itu? Berikut catatan assesor UKW yang juga wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah Dardani.

Jum'at-Sabtu, 12-13 Januari 2018 saya mendapat tugas dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pusat untuk menguji kompetensi wartawan di Padang Sumatera Barat. Sebagai tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN) 2018, PWI Sumbar tampaknya terus mempersiapkan diri. Tak hanya persiapan fisik dan program HPN yang akan digelar Februari 2018 mendatang, tapi juga mempersiapkan kompetensi para anggotanya.

Maka, bekerjasama dengan Polda Sumbar, PWI Sumbar pun menggelar UKW (Uji Kompetensi Wartawan) ke-7 di Hotel Axana. Axana? Iya, nama baru Hotel Ambacang, hotel yang pada 30 September 2009 ambruk dihantam gempa. Tidak kurang dari 200 orang meninggal dunia di antara puing reruntuhan Hotel Ambacang. Konon, 80 orang yang meninggal itu adalah karyawan hotel, sisanya para tamu.

Baca: Enam Jam Meliuk di Antara Ratusan Truk Batubara

Semula, saya tidak 'ngeh' dengan peristiwa miris itu terjadi di hotel tempat saya menginap. Tapi, seorang teman penguji UKW Djunaidi Tjun Agus bercerita soal kisah Hotel Ambacang. Bahkan, Komisi Kompetensi PWI Pusat itu pernah menulis tentang kisah sedih Hotel Ambacang. "Untuk HPN 2018 ini akan terbit buku saya tentang gempa dan Hotel Ambacang ini, tapi dari sisi yang beda," ungkapnya.

Bekas Hotel Ambacang ini lokasinya strategis di jantung Kota Padang, tepatnya di simpang tiga, Jalan Bundo Kanduang, Pasar Ambacang dan Jalan Gereja. Jalur sibuk di Kota Padang, karena beberapa angkutan kota melewati jalur tersebut dan kendaraan pribadi.

Lalu, cerita horor dan angker sisa peristiwa sedih pun meluncur. Dan 'Mbah Google' pun mengungkapkan lebih banyak lagi kisah horor seputar Hotel Ambacang yang kini telah berganti nama menjadi Hotel Axana itu. Mulai dari penampakan sosok dengan tubuh yang tak utuh, kemunculan wanita yang minta diantarkan tukang ojek ke Hotel Axana untuk mencari tangannya, sampai dengan mobil kosong yang bergoyang sendiri. Dan beribu cerita horor lain yang beredar dari mulut ke mulut.

Sampai terdengar juga dengan kabar adanya dua kamar yang sengaja dikosongkan oleh pihak manajemen Hotel Axana. Di kamar itulah tiap malam Jum'at, diberi sesajen untuk 'merayu' arwah gentayangan agar jangan mengganggu para tamu. Tergelitik juga rasanya untuk menanyakan hal itu kepada karyawan hotel, tapi segan hati. Hanya peserta uji kompetensi membenarkan kabar itu.

Baca: 20 Menit Bombardier CRJ1000 Bermanuver di Langit Mamuju

Dan uji nyalinya adalah, semua penguji UKW harus menginap di Hotel Axana, sendiri-sendiri lagi. Praktis, tak ada teman ngobrol atau untuk membunuh sepi. Bagi yang suka nonton televisi, tinggal pencet tombol remote. Sedangkan, bagi yang suka baca buku atau novel, bisa langsung ambil buku. Saya dan Ketua PWI Jogjakarta Sihono HT memilih untuk menghirup sejuk udara malam Kota Padang.

Menikmati lemaknya gulai kepala ikan di Restoran Lamun Ombak dan mengagumi keindangan Masjid Raya Sumatera Barat yang gagah. Sampai akhirnya tak terasa, hari sudah menunjuk pukul 12.00 WIB. Badan sudahlah letih, setelah menguji wartawan tingkat madya di hari pertama, kini waktunya memejamkan mata. Semoga uji nyali di malam pertama ini tak terjadi apa-apa.

Lampu utama kamar saya matikan, tinggal lampu kamar mandi dan lampu kecil di atas lemari yang masih saya biarkan hidup. Praktis, kamar single bad itu pun menjadi temaram. Beruntung, malam itu saya membawa alqur'an digital, semacam radio. Saya putar mulai dari Alfatihah, lanjut ke Surat Al Baqoroh, Al Imron dan seterusnya sampai mata benar-benar lelap.

Tak seperti Kota Batam yang sudah seminggu diguyur hujan, hingga suhu kota menyentuh 23 derajat calsius. Pagi itu, Kota Padang terasa hangat. Matahari menampakkan diri dari balik Gunung Padang. Alhamdulillah...

Alhamdulillah, uji nyali malam pertama di Hotel Axana berjalan mulus, tak terjadi apa-apa. Dan alhamdulillah kedua kalinya, tak ada uji nyali malam kedua, karena kami para penguji balik ke kota masing-masing dengan penerbangan sore hari. Lalu, alhamdulillah yang ketiga adalah, dari 30 orang peserta uji, 22 peserta dinyatakan kompeten.

Hotel Axana memang bukan Hotel Ambacang, senangnya hati terasa, bisa jalan-jalan ke Padang.

Editor: Dardani

KPU BATAM

KPU BATAM

Berita lainnya :
 
 

facebook   twitter   rss   google plus
:: Versi Desktop ::
© 2024 BATAMTODAY.COM All Right Reserved
powered by: 2digit