BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Polres Tanjungpinang mencatat Januari-September 2017 ini kasus yang menonjol di wilayah Tanjungpinang, yakni 3 C, Pencurian dengan Kekekarasan (Curas), Pencurian dengan Pemberatan (Curat ) dan Pencurian Sepeda Motor (Curanmor).
Namun kasus yang paling menonjol di Kota Tanjungpinang dari 3C yaitu Curanmor. Hal ini berdasarkan laporan yang diperoleh Polres Tanjungpinang dalam satu bulan, minimal terdapat dua laporan polisi terkait kasus curanmor.
"Kasus yang menonjol di sini yaitu 3 C, tetapi yang paling menonjor dari 3 C ini, adalah Curanmor, di mana dalam satu bulan kita minimal menerima dua laporan curanmor," kata Kapolres Tanjungpinang, AKBP Ardiyanto Tedjo Baskoro usai melakukan rapat koordina Kamtimas bersama Lintas Instansi Aparat, dan Instansi Pemerintah di Tanjungpinang, Rabu (18/10/2017).
Sementara itu untuk kasus Curat dan Curas di Tanjungpinang, sampai saat ini berdasarkan data yang telah diperoleh sudah berkurang, dan tidak sebanyak kasus curanmor yang terjadi.
"Kasus Curat dan Curas ini sudah mulai berkurang, yang terakhir penangkapan oleh seorang buruh bangunan belum lama ini yang berasal dari NTB, di mana di pagi hari hingga sore hari berkerja sebagai buruh bangunan dan di malam harinya pelaku ini melakukan Curat," jelasnya.
Selain itu, beberapa kasus lainnya seperti banyak kejadian dan penangkapan yang dilakukan oleh Satres Narkoba Polres Tanjungpinang maupun yang dilaukan oleh BC Tanjungpinang belum lama ini, dengan modus menelan dan diletakan kedalam anus para pelaku semua berasal dari Johor Malaysia dengan barang bukti narkoba jenis sabu yang cukup banyak.
"Karena banyak kejadian narkoba baik itu yang kita tangkap maupun BC dengan modus menelan itu semua dari luar negeri Johor Malaysia dan membawanya juga dengan jumlah yang cukup banyak," paparnya.
Untuk memerangi dan membarantas peredaran narkoba yang masuk ke Tanjungpinang, Polres melakukan penjagaan di beberapa titik masuk di pelabuhan-pelabuhan tidak resmi. Tetapi karena anggota Polres Tanjungpinang sangat minim tidak menutup kemungkinan semua barang yang masuk tak dapat termonitor.
"Karena barang-barang ini banyak, bukan hanya narkoba tetapi berupa barang-barang elektronik seperti handphone dan laptop dan lainn-lain. Tetapi kita tidak putus asa bagaimana distribusi narkoba yang ada di Tanjungpinang, jadi pendapat dari media-media lain di Jawa dan di Jakarta saya tidak sependapat, karena kita sendiri paling banyak menangkap palaku-pelaku narkoba," pungkasnya.
Editor: Gokli
