BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI, Sri Adiningsi, menilai bahwa Batam belum mengembangkan industri pariwisata dengan baik, sehingga perekonomian mengalami penurunan.
"Batam belum mengembangkan industri pariwisata dengan baik. Padahal pemerintah sudah membebaskan visa kunjungan wisatawan mancanegara di 169 negara," ujar Sri, usai mengikuti seminar dan talkshow mencari solusi serta membangkitkan kembali Batam menjadi motor ekonomi nasional, Kamis (12/10/2017).
Selama ini kata Sri, Batam ditopang oleh kawasan industri, sehingga ketika banyak investor hengkang perekonomian Batam melemah.
Padahal, fasilitas bebas visa bagi 169 negara ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih dalam peningkatan perekonomian di kabupaten/kota pada umumnya dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
"Tapi Batam tidak memanfaatkan itu. Batam harusnya membuat destinasi wisata yang baik dalam menarik wisatawan untuk berkunjung ke Batam. Apalagi Batam berdekatan langsung dari Singapura dan Malaysia," katanya.
Ia mengaku masa depan Batam tengah dibahas di tingkat Pusat sehingga diharapkan Batam bisa menjadi penggerak ekonomi Indonesia dan mampu tumbuh dan berkembang. Pariwisata kata Sri lagi, menjadi sangat penting ditingkatkan di Batam, karena bisa banyak menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
"Contoh daerah Gudung Kidul, dulu itu hanya dikenal tempat kampung-kampung para pekerja buruh bangunan dan pembantu rumah tangga. Tapi sekarang menjadi tempat wisatawan yang terus berkembang," ujarnya.
Sementara itu ketua panitia seminar alumni ITB Provinsi Kepri, Wirya Silalahi, menambahkan, dengan kegiatan ini diharapkan Pemerintah Provinsi Kepri, Pemko Batam dan BP Batam bisa bersatu dalam meningkatkan kota pariwisata.
Karena sampai saat ini dari data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam, sudah banyak perusahaan tutup dan jumlah pengangguran yang menumpuk.
"Ke depan diharapkan usulan Ibu Sri bisa dilaksanakan oleh pemimpin di Kepri khususnya Batam. Dalam meningkatkan kota pariwisata dan aspek lainnya," pungkasnya.
Edior: Udin
